Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pariwisata optimistis target 17 juta wisatawan mancanegara masih dapat tercapai pada 2018 meskipun berdasarkan data BPS jumlah kunjungan wisman ke Indonesia secara kumulatif pada Januari-Mei 2018 baru mencapai 6,17 juta kunjungan.
Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata I Kemenpar I Gde Pitana mengatakan capaian selama lima bulan tersebut cukup baik mengingat pada semester I merupakan low season dimana tingkat kunjungan pada Januari-April 2018 terbilang rendah.
Meskipun demikian, pihaknya tetap optimistis pada semester II/2018, kunjungan wisatawan mancanegara akan lebih baik dibandingkan semester I karena ada periode high season untuk liburan.
“Semester kedua pasti lebih tinggi dari semester I, biasanya Juni, Juli, Agustus itu yang tinggi. Persentase rata-rata semester I itu 45% dan semester II yaitu 55%,” katanya, kepada Bisnis, Senin (2/7/2018).
BPS mencatat jumlah jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Mei 2018 yaitu 1,20 juta kunjungan atau naik 4,55% dibanding jumlah kunjungan pada Mei 2017, yaitu 1,15 juta kunjungan. Sementara itu, jika dibandingkan dengan April 2018, jumlah kunjungan wisman pada Mei 2018 mengalami penurunan sebesar 7,65%.
Selain itu, BPS mencatat jumlah kunjungan wisman ke Indonesia secara kumulatif pada Januari-Mei 2018 mencapai 6,17 juta kunjungan. Angka ini naik 11,89% dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama pada 2017 yang berjumlah 5,51 juta kunjungan.
Dia menambahkan dari data BPS, jumlah kunjungan wisman pada periode Januari-Mei 2018 ini juga tumbuh dibanding tahun lalu.
“Bagi saya sudah baik karena kalau lihat pertumbuhannya hampir 12%, ini tinggi karena dunia hanya tumbuh sekitar 6%,” ujarnya.
Adapun pada 2017 dari target 15 juta kunjungan wisman terealisasi 14,039 juta kunjungan atau sekitar 90%.
“Tahun ini saya masih optimistis [target tercapai],” katanya.
Selain karena adanya musim liburan, optimisme jumlah kunjungan wisatawan lebih tinggi pada semester II ini juga didorong akan diselenggarakannya event berskala internasional yaitu Asian Games yang diprediksi mendatangkan sekitar 20.000 atlet dan official dan sekitar 300.000 penonton asing.
Untuk Asian Games, Kemenpar juga bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk menyediakan beberapa paket perjalanan yaitu sekitar 60 paket yang sifatnya generik.
“Setelah itu kan Indonesia bergema, pengalaman negara lain, orang datang banyak,” katanya.
Kemudian, event IMF World Bank di Bali juga yang rencananya mendatangkan sekitar 13.000 sebagai official. Namun, pihaknya meyakini efek pemberitaan setelah itu akan mendatangkan wisatawan yang lebih banyak.
Kementerian Pariwisata, katanya, juga terus berupaya menggarap berbagai pasar yaitu pasar utama, pasar yang sedang tumbuh seperti Mesir dan Arab Saudi, dan pasar potensial seperti Selandia Baru.
Berdasarkan kebangsaan, wisman yang potensial yaitu China dan India dengan pertumbuhan besar. Namun, dari sisi jumlah yaitu China, Singapura, Malaysia, dan Australia.
“Semuanya kami garap dengan persentase yang proporsional. Semua sudah kami hitung dengan 3S, size, sustainability, spread,” ujarnya.
Untuk mengejar target 17 juta wisman tersebut, dia mengatakan beberapa langkah yang dilakukan Kemenpar yaitu menggencarkan promosi digital, kerja sama dengan maskapai penerbangan dan agen wisata untuk menggenjot kunjungan wisman dari pasar utama, dan kegiatan visit Wonderful Indonesia melalui paket Hot Deals.
“Kami harus kerja keras secara konsisten, promosi konsisten jangan reaktif, kami konsisten promosi dan membangun destinasi,” katanya.