Bisnis.com, JAKARTA -- WTO memangkas proyeksi pertumbuhan volume perdagangan barang secara global dari 4,4% menjadi 3,9% pada tahun ini.
Perlambatan perdagangan internasional juga diperkirakan berlanjut pada tahun depan, yakni sebesar 3,7%. Angka ini juga lebih rendah dari prediksi sebelumnya yang sebesar 4%.
Dalam pernyataan resmi melalui laman resminya, Kamis (27/9/2018), WTO menyebutkan ada beberapa risiko yang dihadapi perdagangan global termasuk meningkatnya tensi sengketa dagang dari negara-negara ekonomi besar.
Meski efek langsungnya tidak terlalu signifikan, tapi ketidakpastian yang disebabkan oleh konflik dagang tersebut bisa menekan realisasi investasi. Kebijakan pengetatan moneter di sejumlah negara berkembang juga berkontribusi terhadap volatilitas nilai tukar, yang diperkirakan bakal terjadi hingga beberapa bulan ke depan.
"Meski pertumbuhan perdagangan tetap kuat, tapi risiko ini menunjukkan tingginya tensi yang kita lihat antar mitra dagang besar. Sangat penting bagi pemerintah setiap negara untuk bekerja sama dan mencari solusi dari perbedaan pendapat yang ada serta tetap menahan diri. WTO akan terus mendukung upaya-upaya tersebut dan memastikan perdagangan tetap menjadi penggerak standar hidup yang lebih baik, serta berperan positif terhadap pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja di seluruh dunia," papar Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo.
WTO juga menyinggung potensi capital outflow dari negara-negara berkembang dan emerging market seiring dengan naiknya suku bunga di negara maju.
Konflik geopolitik juga bisa mengancam pasokan sumber daya dan memengaruhi produksi di berbagai kawasan. Faktor lainnya adalah upaya China menyeimbangkan kembali ekonominya dengan menurunkan investasi dan meningkatkan konsumsi, yang dapat membebani permintaan impor.
Pemangkasan proyeksi ini disebut sejalan dengan World Trade Outlook Indicator (WTOI) yang memperlihatkan melambatnya momentum perdagangan sejak kuartal I/2018.
Meski demikian, pada semester I/2018, WTO melihat adanya pertumbuhan perdagangan yang positif secara year-on-year (yoy) di seluruh kawasan, baik dari sisi ekspor maupun impor. Amerika Utara menjadi kawasan dengan pertumbuhan tertinggi yakni 4,8%, diikuti oleh Asia yang meningkat 4,2%, dan Eropa sebesar 2,8%.
Hadapi Risiko Perang Dagang, WTO Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Perdagangan Barang Global
WTO memangkas proyeksi pertumbuhan volume perdagangan barang secara global dari 4,4% menjadi 3,9% pada tahun ini.n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
42 menit yang lalu
Alasan JP Morgan Pilih Bank Jago (ARTO) saat Likuiditas Mengetat
1 jam yang lalu
Lo Kheng Hong Ungkap Alasan Borong Saham Bank Danamon (BDMN)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
52 menit yang lalu
AS Kenakan Tarif Bea Masuk Tinggi ke China, Apa Dampak ke RI?
55 menit yang lalu
PPN 12% untuk Barang Mewah, Pengusaha: Hampir Semua Kena
1 jam yang lalu