Bisnis.com, JAKARTA — PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) akan meluncurkan KMP Komodo sebagai moda alternatif bagi masyarakat dan seluruh wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo.
Sekretaris Perusahaan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Imelda Alini mengatakan rencana kehadiran KMP Komodo di Labuan Bajo telah mendapat dukungan dari Gubernur Nusa Tenggara Timur sebagai alternatif moda transportasi laut ke pulau Komodo dan sekitarnya.
Menurut dia, pemda tentu mengatur seluruh pelaku pariwisata di Labuan Bajo, khususnya angkutan umum di laut, agar dapat bersaing dengan sehat dan mendapat manfaat yang adil atas potensi ekonomi dari sektor pariwisata, serta dapat memberikan rasa nyaman bagi para wisatawan.
Gerakan Peduli Pariwisata Manggarai (GP2M) pun, tutur dia, juga menyambut baik upaya pemda dan ASDP menyediakan moda transportasi yang aman, nyaman, dan terjangkau bagi wisatawan domestik dan internasional melalui kehadiran KMP Komodo.
"KMP Komodo diharapkan menjadi bagian dari komunitas penyedia kapal wisata yang telah hadir sebelumnya di Labuan Bajo," ujarnya, Jumat (26/10/2018).
Mengutip Data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai Barat 2017, Imelda menyebut total kapal wisata di Labuan Bajo 529 unit dengan jenis ukuran di bawah dan di atas 7 gros ton serta jenis kapal diving. Dari jumlah kapal itu, dengan asumsi kapasitas daya tampung setiap kapal 12 orang penumpang, maka potensi penumpang yang dilayani di kawasan pariwisata Labuan Bajo dapat mencapai 6.348 orang.
Dengan kebutuhan yang besar itu, kapasitas KMP Komodo hanya dapat mengangkut penumpang (bukan logistik) maksimal 80 orang per trip per hari dengan kecepatan 9 knot. Selain itu, KMP Komodo hanya dapat bersandar di Pulau Komodo sehingga kapal itu juga dapat menjadi feeder bagi perahu kecil untuk mencapai destinasi lainnya.
"Dengan demikian, kerja sama yang baik antarkomunitas kapal wisata sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang akan terus berkembang di Labuan Bajo," tutur Imelda.
ASDP juga mengapresiasi dukungan dari Pemprov NTT terhadap proyek Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo yang kini sedang dalam masa konstruksi.
Imelda mengatakan anak usaha patungan ASDP dengan PT Pembangunan Perumahan Tbk., PT Indonesia Ferry Property, terus mengakselerasi pembangunan yang meliputi marina, area komersial, hotel, pengembangan dermaga penyeberangan, dan tempat pelelangan ikan (TPI).
Area komersial di Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo akan membidik sejumlah tenant retail serta makanan dan minuman khas lokal yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi setempat dan menciptakan pusat bisnis baru.
Di luar kawasan komersial, tahun ini pula, pembangunan hotel dan marina dimulai. Fasilitas ini diharapkan bisa berkontribusi terhadap upaya pemerintah melakukan pemerataan pembangunan karena proyek tersebut akan memberikan kesempatan kerja dan peluang bisnis bagi masyarakat setempat.
Sementara itu, dengan adanya dermaga marina, diharapkan bisnis kapal pesiar di Indonesia semakim bergairah.
Dalam waktu dekat akan segera diluncurkan TPI Kampung Ujung, Labuan Bajo, yang lebih modern, aman, nyaman, dan dapat menjadi destinasi kuliner Labuan Bajo. ASDP akan menyerahkan bangunan dan pengelolaan TPI seluruhnya kepada Pemda Manggarai Barat.
Imelda menjelaskan dermaga TPI mampu menampung hingga 680 unit kapal jetty berukuran rata-rata 7 GT, sedangkan untuk tempat pelelangan ikan akan menyediakan hingga 136 kios lapak kering dan basah untuk menjual ikan.
Lokasi TPI juga menyediakan fasilitas parkir untuk 50 unit kendaraan, fasilitas ATM serta setiap Minggu akan digelar kegiatan yang menarik pengunjung, seperti festival ikan dan kuliner Labuan Bajo.