Bisnis.com, NUSA DUA – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan kerja keras Indonesia dalam perlawanan terhadap Illegal, Unreported, Unregulated (IUU) fishing telah melipatgandakan ekspor dan stok perikanan selama empat tahun belakangan.
Hingga saat ini, Indonesia telah menenggelamkan 488 kapal ikan ilegal. Kebijakan ini berdampak pada peningkatan 30% biomassa di perairan Indonesia, naiknya populasi yellowfin tuna sebanyak 98%, hingga ekspor dan stok perikanan yang berlipat ganda selama 4 tahun terakhir.
Walaupun perlawanan terhadap IUU fishing telah memberikan dampak, Indonesia tetap meminta kerja sama negara-negara di dunia. Sebab, tanpa kerja sama yang baik, kebijakan Indonesia dalam melawan IUU fishing tidak akan berarti.
“Indonesia belum menyelesaikan semuanya dan kami mengajak kerja sama lebih kuat,” paparnya di Nusa Dua, Bali, Selasa (30/10/2018).
Susi mengungkapkan ada banyak pekerjaan rumah yang memang harus diselesaikan Indonesia seperti perikanan berkelanjutan, blue economy, hingga marine debris atau sampah pesisir. Saat ini, Indonesia masih menerapkan aturan hukum yang ketat pada aktivitas perairan.
IUU fishing diakui sangat berkaitan dengan tindakan kriminal lainnya. Terkait hal ini, Indonesia melanjutkan kerja sama dalam mengatasi transnational organized crime alias kejahatan transnasional terorganisasi dalam berbagai forum.
“Indonesia peduli pada keberlanjutan sumber daya, kita juga peduli pada aktivitas ilegal,” tegasnya.