Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Luhut B. Pandjaitan menyatakan ingin mempermudah izin pengusaha ikan hias guna mendorong ekspor.
Luhut menyatakan pemerintah akan mendukung dan mempermudah proses perizinan bagi para pengusaha ikan hias.
Dia berjanji akan merangkul semua Kementerian atau Lembaga terkait untuk memberikan kemudahan dalam hal perizinan. Luhut menilai masalah perizinan menjadi kepentingan nasional ke depan.
"Saya pikir pemerintah akan bantu. Tadi ada kesulitan yang disampaikan, perizinan akan dibuka satu pintu agar mudah. Kalau ada masalah izin beritahu saya. Semua perizinan akan dipermudah," tutur Luhut melalui siaran pers, Senin (3/12/2018).
Menurutnya, hal ini bukan hanya bicara persoalan bisnis saja, namun lebih dari itu. Untuk itu, dengan kemudahan perizinan ini, maka diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan ekspor terutama pada ikan hias.
"Izin akan saya berikan satu pintu jadi tidak repot-repot. Kita negara kepulauan terbesar, pemerintah akan dukung jangan ragu-ragu," katanya.
MASKOT IKAN HIAS
Sementara itu, Asisten Deputi Sumber Daya Hayati Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Andri Wahyono mengatakan perlu ada maskot ikan hias untuk mendorong industri ikan hias.
Menurut Andri, ada beberapa kriteria yang disepakati untuk penentuan maskot ikan hias nasional yaitu harus mempertimbangkan berbagai aspek secara komprehensif. Misalnya aspek filosofis, yuridis, teknis, sosial budaya, dan ekonomi.
"Misalnya, ikan yang akan menjadi maskot harus ikan endemik Indonesia, sudah ada teknik budidaya atau produksinya, mempunyai nilai ekonomi tinggi, serta digemari oleh konsumen," terang Andri.
Setelah kriteria disepakati, tambah Andri, barulah dipilih jenis ikan hias yang akan diusulkan sebagai kandidat maskot. Balai Riset Ikan Hias Kementerian Kelautan dan Perikanan mengusulkan beberapa jenis ikan hias untuk dijadikan kandidat maskot.
Adapun ikan air tawar diusulkan ada 3 kandidat yaitu ikan Arwana, Botia, dan Rainbow Papua. Sementara itu, untuk ikan air laut ada ikan Banggai Cardinal fish.
Andri menjelaskan, Ikan Arwana diusulkan menjadi kandidat maskot karena nilai ekonomisnya yang tinggi, sedangkan Botia memiliki tingkat popularitas cukup tinggi di kalangan penggemar ikan hias karena ikan ini sangat terjangkau oleh semua kalangan.
Selain itu ikan Botia ini juga memiliki jumlah produksi di alam yang masih mencapai jutaan ekor ditambah produksi dari hasil budidaya.
"Untuk ikan Rainbow Papua belum mendapatkan Standar Nasional Indonesia (SNI), namun tadi dalam diskusi direncanakan untuk segera didorong penerbitan SNI nya", kata Andri.
Menurut Andri, setelah kandidat maskot ikan hias nasional terpilih, lalu akan dilakukan penggalian lebih detail lagi mengenai penilaian dari aspek teknis, sosial, budaya, ekonomi, dan regulasi.
"Kemenko Maritim akan membentuk tim kecil untuk menentukan maskot ikan hias nasional dan juga membahas instrumen hukumnya, apakah dengan Perpres, Peraturan Menko Kemaritiman atau Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan", pungkasnya.