Bisnis.com, JAKARTA—PT Surveyor Indonesia (Persero) menjalin kerja sama dengan enam badan usaha milik negara (BUMN) dalam rangka penguatan industri nasional.
Direktur Utama PT Surveyor Indonesia Dian M. Noer mengatakan, kerja sama dengan enam BUMN itu meliputi jasa survei, konsultasi dan verifikasi di berbagai bidang.
Adapun keenam perusahaan itu a.l. PT Pertamina (Persero), PT Len Industri (Persero), PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk, PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Dahana (Persero), serta anak usaha Pertamina, PT Pertamina Bina Medika.
Kerja sama tersebut dituangkan ke dalam nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang ditandatangani oleh perwakilan masing-masing perusahaan pada Selasa (12/2/2019) di Kementerian BUMN.
“Kami meyakini sinergi antarperusahaan dalam hal ini BUMN adalah cara bagi kita untuk menghadapi perkembangan terbaru di sektor industri dan bertahan menghadapi persaingan di pasar global,” ujar Dian, Selasa (12/2/2019).
Dia menjelaskan, kerja sama tersebut secara lebih detil berupa kegiatan monitoring kualitas dan kuantitas serta manajemen aset terminal bahan bakar minyak (BBM) milik Pertamina. Selain itu, PT SI juga akan mengerjakan survei pengadaan lahan baru milik Pertamina
Baca Juga
Selain itu, kolaborasi lain berupa survei optimalisasi distribusi dan kegiatan PGN, monitoring layanan kesehatan dengan Pertamina Bina Medika, serta penerapan tingkat kandungan dalam negeri bersama PT Dirgantara Indonesia.
PT SI juga akan melakukan survei terhadap pembangunan pabrik bahan peledak baru bersama PT Dahana, dan konsultasi pengujian sistem rel kereta api bersama Len Industri.
“Dari kerja sama ini kita meyakini dapat memperluas pangsa pasar kami serta meningkatkan pendapatan perseroan, sekaligus membantu perekonomian Indonesia,” lanjut Dian.
Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, dia berharap kerja sama ini tidak hanya berhenti pada nota kesepahaman. Dia meminta kerja sama diperluas dan diperdalam agar dapat memunculkan bukti nyata kontribusi BUMN terhadap negara.
“Saya ingin kerja sama ini tidak hanya berhenti pada komitmen yang ditandai melalui MoU. Harus ada kelanjutannya dan kepastian hasil dari kolaborasi ini. Karena selama ini penyakit kita seperti itu, kerja sama yang dibuat tidak berdampak banyak karena berhenti di komitmen saja,” ujarnya.