Berdasarkan roadmap PT Pertamina, kapan green fuel bisa menggantikan bahan bakar fosil?
Sebetulnya kalau terkait kapan secara total bisa menggantikan ini ada banyak faktor. Pertama, adalah kesiapan dari mesin pelanggan. Kedua, adalah regulasi. Bagi Pertamina sendiri kita sekarang ingin melakukan langkah lebih awal. Karena apa? Karena untuk mendukung program pemerintah. Pemerintah sudah mencanangkan 23% untuk bauran energi, di mana untuk transportasi bauran energinya belum terlalu besar. Kalau untuk kelistrikan bauran energinya sudah 13%.
Untuk transportasi inilah yang akan kita kerjakan dari sekarang. Kita memang sudah B20, atau 20% dari FAME [fatty acid methyl ester]. Namun, kita tidak bisa berhenti di situ, karena hari ini B20, kemudian masih ada beberapa industri yang menyatakan bahwa kesiapan mesinnya masih belum siap. Ada juga yang mengatakan bahwa secara lingkungan atau kadar oktannya belum bagus.
Oleh karena itu, dengan perkembangan teknologi yang sekarang, dan melimpahnya sumber bahan baku CPO di Indonesia, kita akan masuk ke yang lebih baik lagi dalam kualitas green fuel yang dihasilkan atau kadar oktannya.
Di antara negara yang menjadi penghasil CPO terbesar, apakah Indonesia merupakan negara yang pertama kali menjalankan program untuk pengolahan CPO menjadi bahan bakar?
Kurang lebih negara lainnya juga sudah mulai melakukan, yang kita lakukan ini bukan hanya CPO, bahkan minyak jelantah pun bisa diproses. Selain itu, algae juga bisa jadi salah satu sumber yang bisa digunakan. Ke depannya akan terus kita kembangkan, karena teknologi yang digunakan ini ialah untuk multifeed stock.