Bisnis.com, JAKARTA – Administrasi Penerbangan Federal AS atau FAA mengungkapkan peninjauan atas Boeing 737 MAX yang melibatkan sembilan regulator dari berbagai negara, akan dimulai pada 29 April nanti.
FAA pada Minggu (21/4/2019) mengatakan awal bulan ini bahwa mereka membentuk tim internasional untuk meninjau keselamatan pesawat, yang mendarat di seluruh dunia menyusul dua kecelakaan mematikan - di Indonesia pada Oktober 2018 dan di Ethiopia bulan lalu - yang menewaskan hampir 350 orang.
Boeing telah mengumumkan pembaruan perangkat lunak yang direncanakan pada 737 Max untuk mencegah data yang salah memicu sistem yang justru membuat kecelakaan.
Negara yang terlibat yakni China, Badan Keamanan Penerbangan Eropa, Kanada, Brasil, Australia, Jepang, Indonesia, Singapura, dan Uni Emirat Arab semuanya akan ambil bagian. Tim internasional akan terlibat dalam Tinjauan Teknis Bersama Otoritas (JATR) yang akan berlangsung selama 90 hari.
JATR diketuai oleh mantan Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS Chris Hart dan terdiri dari tim ahli dari FAA, NASA dan otoritas penerbangan internasional.
Tim akan melakukan tinjauan komprehensif terhadap sertifikasi sistem kontrol penerbangan otomatis pesawat.
Tim akan mengevaluasi aspek sistem kontrol penerbangan otomatis 737 MAX, termasuk desain dan interaksi pilot dengan sistem, "untuk menentukan kepatuhannya terhadap semua peraturan yang berlaku dan untuk mengidentifikasi peningkatan di masa depan yang mungkin diperlukan," kata FAA.