Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Petani Naik Tipis Juni 2025 Jadi 121,72

BPS mencatat nilai tukar petani (NTP) mengalami peningkatan sebesar 0,47% secara bulanan (month-to-month/mtm) menjadi 121,72 pada Juni 2025.
Petani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (2/6/2025). Bisnis/Abdurachman
Petani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (2/6/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) mengalami peningkatan sebesar 0,47% secara bulanan (month-to-month/mtm) menjadi 121,72 pada Juni 2025. Adapun, pada bulan sebelumnya, NTP hanya berada di level 121,15.

Untuk diketahui, NTP merupakan indikator yang mengukur kemampuan daya beli petani di pedesaan, yang menunjukkan seberapa baik mereka bisa bertukar produk pertanian dengan barang dan jasa yang dibutuhkan.

Adapun, NTP dihitung dengan membandingkan indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib). Jika NTP naik, maka menandakan harga hasil panen petani naik lebih cepat daripada harga barang-barang yang mereka beli.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan peningkatan NTP pada Juni ini lantaran indeks harga yang diterima petani (It) naik menjadi 150,88.

Pada Mei 2025, angka It berada di level 149,84. Adapun, komoditas penyumbang kenaikan It pada Juni 2025 adalah gabah, cabai rawit, bawang merah, dan tomat.

Begitu pula dengan indeks harga bayar petani (Ib) yang juga naik menjadi 123,96 pada Juni 2025 dari bulan sebelumnya di angka 123,68. BPS mencatat, komoditas penyumbang Ib antara lain beras, bawang merah, kacang panjang, dan tomat sayur.

“Peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani atau It naik 0,70%, sementara indeks harga yang dibayar petani atau Ib naik sebesar 0,23%,” kata Pudji dalam Rilis Berita Resmi Statistik BPS pada Selasa (1/7/2025).

Lebih jauh, jika dilihat berdasarkan subsektor, BPS mengungkap hortikultura (NTPH) menjadi subsektor dengan peningkatan NTP terbesar dibandingkan subsektor lainnya pada Juni 2025, yakni naik 4,34% dibandingkan bulan sebelumnya di level 117,9 menjadi 123,02.

“Hal ini karena It naik sebesar 4,62% lebih tinggi dari kenaikan Ib yang sebesar 0,27%, dan komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan It adalah cabai rawit, bawang merah, dan bawang daun,” terangnya.

Di sisi lain, tanaman perkebunan rakyat (NTPR) menjadi subsektor dengan penurunan terdalam yang mencapai -1,52% menjadi 158,01 pada Juni 2025. Pada bulan sebelumnya, subsektor ini mencatatkan NTP di level 160,45.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper