Bisnis.com, JAKARTA — Tekanan ekspor minyak kelapa sawit mentah dan produk turunannya pada semester I/2019, cukup terkompensasi oleh penguatan serapan biodiesel di dalam negeri.
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono menyebut, kinerja serapan biodiesel semester paruh pertama tahun ini sangat impresif.
“Sepanjang Januari—Juni 2019, penyerapan biodiesel [di dalam negeri] telah mencapai 3,29 juta ton atau naik 144% dibandingkan periode yang sama 2018 yang hanya mampu menyerap sebesar 1,35 juta ton,” paparnya dalam siaran pers Gapki, Selasa (6/8/2019).
Menurutnya, capaian tersebut merefleksikan bahwa program mandatori B20 telah berjalan dengan baik di sektor pelayanan publik (public service obligation/PSO) dan non-PSO.
“Pemerintah tetap diharapkan untuk mengakselerasi mandatori B30 yang saat ini uji coba jalan sedang berlangsung. Pemerintah juga didorong untuk memperluas penggunaan minyak sawit langsung untuk pembangkit PLN,” lanjutnya.
Jika semua program penyerapan CPO dalam negeri dapat berjalan dengan baik maka, sebut Mukti, ketergantungan Indonesia pada pasar global akan dapat dikurangi.
Baca Juga
Dari sisi harga, sepanjang semester pertama 2019 CPO global bergerak di kisaran US$492,5—US$ 567,5 per metrik ton dengan harga rata-rata di kisaran US$ 501,5—US$ 556,5 per metrik ton.
Adapun, produksi minyak sawit pada Juni menunjukkan trend penurunan sebesar 16% dibandingkan dengan Mei 2019 atau dari 4,73 juta ton di Mei 2019 menurun menjadi 3,98 juta ton pada Juni 2019.
Sementara itu, stok minyak sawit Indonesia pada Juni masih bertahan di level sedang yaitu 3,55 juta ton.