Industri di Jawa Barat terdampak paling signifikan atas kejadian pemadaman total (blackout) listrik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada Minggu (4/8). Lantas, adakah pihak yang siap memikul tanggung jawab atas kerugian yang diderita industri di Jabar, yang mayoritas ikut terpukul ketidakpastian ekonomi global?
Selepas zuhur, Wahyu sudah bersantai di beranda kontrakannya, Senin (5/8). Pegawai di salah satu pabrik tekstil di kawasan industri Cisaranten, Kota Bandung, harusnya tengah sibuk di divisi pemintalan, biasanya.
“Namun, masih ada pemadaman bergilir. Karyawan diminta pulang lagi,” katanya kepada Bisnis.com.
Menurutnya, perusahaan tempat dia bekerja terkena dampak pemadaman listrik yang terjadi di sebagian Jawa, DKI dan Banten pada Minggu (4/8) siang.
Sebanyak 150 karyawan yang seharusnya mengerjakan produksi, terpaksa harus kembali meski upah dijanjikan tetap dibayarkan. “Hitung-hitung tambah libur, tetapi pekerjaan kalau masuk lagi sudah pasti menumpuk,” tutur lelaki berusia 27 tahun ini.
Wahyu mengaku tak girang meski bisa bersantai pada hari kerja. Menurutnya, kinerja usaha tempatnya mencari nafkah tengah kembang kempis.
Ini belum ditambah kerugian akibat listrik padam. Produksi yang seharusnya bisa dikerjakan lebih cepat kemungkinan molor. “Kasihan manajemen, kalau rugi pasti kami juga kena imbasnya,” keluhnya.
Pemadaman listrik yang terjadi memang bikin berang para pelaku usaha dan industri di Jawa Barat.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat Deddy Wijaya mengatakan, kejadian ini memukul telak industri karena pemadaman menyebabkan rusaknya bahan baku. “Industri kaca dan fiber itu bahan bakunya cair. Kalau mati lampu, itu bisa beku dan tidak bisa dipakai lagi,” katanya.
Apindo Jabar juga mencatat, bukan hanya produksi yang terganggu melainkan efek rentetan yang harus ditanggung pengusaha akibat kejadian tersebut.
Dari soal keterlambatan memenuhi order, bahan baku terbuang, dan kemungkinan pengusaha terkena denda dari pembeli. “Kepercayaan bisa hilang. Dampak ini yang PLN harus bertanggung jawab,” paparnya.
Kejadian blackout dinilai Deddy membuat industri di Jawa Barat makin merana, mengingat saat ini kondisi ekonomi masih belum membaik.