Mari Menebak Kerugian akibat Pemadaman
Berapa sesungguhnya jumlah kerugian yang diderita industri di Jawa Barat akibat kejadian pemadaman listrik secara total ini?
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat M. Arifin Soendjayana mengaku, saat pemadaman listrik terjadi, pihaknya menunggu keluhan dari mitra kerja industri dan asosiasi. “Saya tunggu tidak ada, tetapi kami langsung menyusun laporan berdasarkan kondisi di lapangan,” katanya.
Pihaknya mencatat, kejadian pemadaman listrik yang merugikan industri tidak terjadi hanya pada Minggu (8/4) tetapi juga pada Rabu (31/7) sebelumnya.
Menurutnya, kerugian paling signifikan dirasakan industri manufaktur. “Sangat besar sekali. Kami tidak bisa menghitung satu persatu. Namun dari hitungan kasar, besar sekali,” ujarnya.
Menurutnya, dari laporan yang didapat di lapangan, satu perusahaan mengalami kerugian mencapai Rp300 juta dengan pemadaman selama 4 jam. Artinya, setiap satu jam perusahaan mengalami kerugian hingga Rp75 juta.
“Ada 3.388 perusahaan di seluruh kawasan industri. Kalau dihitung kasar kerugian per jam di kawasan industri saja 3.388 dikalikan Rp75 juta, maka mencapai Rp254,1 miliar,” tuturnya.
Kerugian ini jika dibeberkan terjadi karena dihitungnya bunga bank jalan terus, produksi terhenti, hasil produksi mengalami kerusakan terutama tekstil, karyawan sudah dibayar tetapi tidak bekerja.
Selain itu, satpam bertugas menjadi tiga kali lipat menjaga keamanan ekstra dalam kegelapan serta rusaknya mesin produksi akibat pemadaman secara tiba-tiba
“Di samping kelancaran produksi terganggu, juga terjadi kerusakan produk-produk akibat listrik padam, khususnya perusahaan-perusahaan yang telah menjalankan sistem produksi berteknologi tinggi,” katanya.
Arifin juga mencatat untuk industri kecil menengah (IKM) di luar kawasan industri juga turut terkena dampak akibat pemadaman listrik.
Menurutnya, sebagai gambaran salah satu produsen kaos kaki menyatakan bahwa kerugian per hari bisa mencapai sekitar Rp200 Juta. “Itu yang direct order, untuk opportunity loss bisa sampai Rp500 Juta,” ujarnya. Bagaimana ini PLN?