Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan kinerja ekspor karet dan barang dari karet diperkirakan masih akan berlanjut hingga akhir tahun ini lantaran adanya problem di sektor hulu.
Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa pada Januari - Agustus 2019 nilai ekspor karet dan barang dari karet mencapai US$4,13 miliar. Realisasi itu menurun sekitar 6,25% sebab pada periode yang sama tahun lalu nilai ekspornya mencapai US$4,40 miliar.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim mengatakan saat ini kendala yang mengadang hulu industri karet adalah adanya penyakit yang menyerang tanaman karet di perkebunan. Kondisi itu, jelasnya, menyebabkan produktivitas perkebunan karet menyusut.
"Sudah produksinya turun, harganya juga tidak bisa meningkat tinggi," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (1/10/2019).
Rochim, yang juga menjabat sebagai Plt. Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil, mengatakan problem itu masih akan mengganggu kinerja ekspor karet dan barang dari karet pada kuartal IV/2019.
Oleh karena itu, dia memperkirakan tidak akan ada perubahan signifikan terkait kinerja ekspor sektor tersebut pada triwulan terakhir tahun ini.
"Kalau karet memang masih flat [pada kuartal IV/2019], karena masalah tadi," ujarnya.