Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indikator Ekonomi 2015-2019 Diperkirakan Banyak Tak Tercapai

Indikator ekonomi pada Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019 diperkirakan banyak tidak mencapai target akibat kondisi ekonomi global yang semakin menantang.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro/JIBI-Felix Jody Kinarwan
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro/JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA—Indikator ekonomi pada Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019 diperkirakan banyak tidak mencapai target akibat kondisi ekonomi global yang semakin menantang.

“Yang sulit tercapai dan saya yakin teman-teman media sudah tahu, terkait pertumbuhan ekonomi misalnya, atau tax ratio yang masih di bawah sasaran atau target,” kata Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro di Kantor Presiden, Kamis (3/10/2019).

Jika diperinci, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir berada di kisaran 5 persen atau lebih rendah dibandingkan target RPJMN 2015-2019 di kisaran 6 persen sampai 8 persen. Realisasi pertumbuhan ekonomi lima tahun terakhir juga tercatat lebih rendah dibandingkan target pada RPJMN 2010-2014 yakni sekitar 5,5 persen sampai 6 persen.

Pertumbuhan ekonomi pada 2010 - 2014 yang relatif tinggi diakibatkan melesatnya harga komoditas. Padahal, pada lima tahun terakhir, masa kejayaan komoditas diakui Bambang sudah berakhir sehingga Indonesia harus mulai mengurangi ketergantungan kepada sumber daya alam.

Bambang memerinci, beberapa keberhasilan pemerintah di sisi ekonomi antara lain pergerakan inflasi sesuai dengan target, tingkat kemiskinan menjadi single digit, dan peningkatan indeks pembangunan manusia.

“Inflasi mungkin slaah satu pencapaian yang cukup berhasil karena untuk inflasi kita bisa melihat tingkat inflasi selama 5 tahun boleh dikatakan selalu pada kondisi di seputaran 3 persen - 4 persen. Inilah satu prestasi terbaik karena kita bisa menjaga stabilitas inflasi di tingkat rendah untuk pertahankan daya beli masyarakat,” tegas Bambang.

Tak hanya itu, Bambang mengemukakan pemerintah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan menjadi single digit, dari periode-periode sebelumnya yang selalu mencatatkan double digit. Bahkan, Bambang optimistis angka kemiskinan tahun ini bisa turun hingga 9,2 persen.

“Nah, dari pencapaian tersebut, dari setiap dimensi, dimensi ekonomi mungkin yang paling berat. Karena pencapaiannya 50-50 antara yang tercapai dan sulit tercapai. Salah satu yang tercapai misalnya terkait inflasi, tingkat pengangguran terbuka, dan penyediaan lapangan kerja,” tambah Bambang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper