Bisnis.com, JAKARTA – PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) mengalokasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp2,5 triliun pada tiga bidang.
Dirut PT SMF (Persero) Ananta Wiyogo mengatakan alokasi dana PMN sebesar Rp2,5 triliun diberikan pemerintah pada 2020 mendatang. Dana tersebut dibagi untuk tiga jenis pembiayaan yang menjadi target pemerintah, yakni KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), KPR SMF untuk wilayah pasca bencana, serta program KPR SMF untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dan anggota TNI/Polri.
Ia menjelaskan, dari dana keseluruhan, sebanyak Rp1,75 triliun akan dialokasikan untuk FLPP. Peningkatan porsi pembiayaan PT SMF pada sektor ini dari 10% menjadi 25% merupakan salah satu faktor mengapa alokasi anggaran pada sektor ini merupakan yang terbesar.
Guna memaksimalkan pembiayaan, PT SMF akan melakukan leveraging dengan menerbitkan Surat Utang Negara. Ananta memperkirakan pihaknya dapat meraup dana sebanyak Rp3,7 triliun dari hasil penjualan surat utang untuk membiayai FLPP.
“Target FLPP pada 2020 adalah PT SMF dapat membiayai sekitar 102.000 rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR),” katanya saat ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Jakarta, Jumat (4/10/2019).
Sementara itu, sebanyak Rp500 miliar akan dialokasikan untuk pembiayaan rumah bagi ASN dan anggota TNI/Polri. PT SMF, lanjut Ananta, juga akan melaksanakan penjualan surat utang senilai Rp500 miliar. Dari jumlah tersebut, ia menargetkan pihaknya dapat membangun sekitar 5.00 rumah baru bagi para aparat negara.
Baca Juga
Sisa dari alokasi anggaran untuk PT SMF pada 2020 akan masuk pada pos KPR SMF pasca bencana. Proses leveraging melalui penjualan surat utang diperkirakan akan membawa dana sebanyak Rp250 miliar, atau setara dengan rehabilitasi 12.000 rumah di wilayah yang terdampak bencana.
“Total target dana yang kami canangkan dari penjualan surat utang sekitar Rp4,56 triliun. Jumlah ini hanya untuk PMN saja. Nantinya surat utang yang akan diterbitkan berdenominasi Rupiah. Tetapi, investor asing juga bisa membelinya asal mau berinvestasi di Indonesia,” lanjut Ananta.
Terkait pembiayaan melalui penerbitan surat utang, Ananta mengaku pihaknya optimistis dapat mencapai target dana yang didapat. Hal ini karena PT SMF memiliki rating baik dari lembaga pemeringkat. Menurutnya saat ini PT SMF memiliki rating AAA.
“Rating dan performa yang baik, didukung dengan permintaan terhadap perumahan MBR membuat kami cukup yakin. Tetapi, ke depannya kami akan tetap prudent, kuncinya adalah efisiensi dan fokus dalam pelaksanaannya nanti,” lanjutnya.
Ananta menambahkan, pemenuhan pembiayaan yang dilakukan PT SMF untuk MBR sejak 2005 lalu, telah membiayai 845.000 debitur yang tersebar di seluruh Indonesia dengan nilai kumulatif mencapai Rp52,85 triliun. Dana tersebut didapat melalui dua cara, yakni fasilitasi sekuritiasi sebesar Rp10,15 triliun dan penyaluran pinjaman sebanyak Rp42,69 triliun.