Bisnis.com, JAKARTA - Ancaman tarif impor baja dan aluminium AS untuk Brasil dan Argentina yang baru dilontarkan Donald Trump, dapat berdampak positif pada harga baja, terutama baja jenis HRC (Hot-Rolled Coil).
Analis KeyBanc Philip Gibbs mengatakan bahwa keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menaikkan tarif baja dari Brasil diperkirakan dapat menguatkan harga baja HRC AS.
"Pengenaan tarif, positif untuk harga HRC domestik dalam waktu dekat mengingat ketergantungan AS pada pelat baja karbon Brasil yang diimpor sebagai substrat lembaran, mengingat Brasil memasok sekitar 7% dari konsumsi lembaran karbon AS," ujar Phillip seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (3/12/2019).
Dia memperkirakan harga HRC naik hingga US$580 per ton hingga US$585 per ton pada paruh pertama tahun depan.
Adapun, berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (3/12/2019) hingga pukul 10.29 WIB harga baja HRC di bursa Shanghai bergerak menguat 0,34% menjadi 3.587 yuan per ton atau setara dengan US$509,5 per ton. Sepanjang tahun berjalan 2019, harga telah terdepresiasi 4,5%.
Sementara itu, pada penutupan perdagangan Senin (2/12/2019) harga aluminium di bursa LME menguat 1,3% menjadi US$1.790 per ton.
Namun, dia mengatakan bahwa penerapan tarif impor tersebut dapat menyebabkan kerugian produksi bagi mayoritas produsen baja.
Sebagai informasi, Presiden AS Donald Trump yang saat ini dijuluki sebagai Tariff Man, kembali berulah. Kali ini, Donald Trump mengancam menaikkan tarif impor baja dan aluminium AS dari Brasil dan Argentina secara tidak diduga.
Presiden AS Donald Trump mengatakan dalam cuitan di akun resmi Twitter-nya bahwa tarif tersebut diperlukan karena Brasil dan Argentina telah memimpin aksi devaluasi mata uangnya secara besar-besaran sehingga tidak baik untuk para petani dalam negeri.
"Tarif tersebut akan segera berlaku dalam waktu dekat," ujar Trump dalam cuitannya, dikutip dari Reuters, Selasa (3/12/2019).
Brazil and Argentina have been presiding over a massive devaluation of their currencies. which is not good for our farmers. Therefore, effective immediately, I will restore the Tariffs on all Steel & Aluminum that is shipped into the U.S. from those countries. The Federal....
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) December 2, 2019
Kepala Strategi Investasi Martin Currie, Kim Catechis mengatakan bahwa asal mula keputusan Trump mungkin terletak pada konsekuensi politik domestik akibat perang dagang dengan China.
Dia mengatakan, petani AS mewakili demografi kunci untuk Donald Trump menjelang pemilihan Presiden AS pada November 2020, dan para petani tersebut menyaksikan dengan sia-sia ketika sengketa perdagangan justru telah merusak daya saing produk pertanian AS.
Saat perang tarif terjadi, Brasil dan Argentina lah yang menggantikan AS sebagai eksportir produk pertanian ke China.
"Bagi banyak orang Brasil, ini berbau seperti balas dendam atas petani kedelai negara mereka karena Brasil telah mendapat manfaat besar dari perang dagang AS-Cina dengan mengganti penjualan kedelai AS ke China," ujar Kim seperti dikutip dari Reuters.