Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Kimia Dasar Anorganik (Akida) meramalkan pertumbuhan produksi pada kuartal I/2020 akan lebih buruk dari periode yang sama tahun lalu.
Hal tersebut disebabkan oleh berlanjutnya momentum perlambatan permintaan dari kuartal IV/2019 dan fenomena banjir di beberapa wilayah yang dekat dengan pusat produksi.
Ketua Umum Akida Michael Susanto Pardi mengatakan pihaknya telah mengarahkan pabrikan untuk berkoordinasi dengan pelanggan dalam hal distribusi dan produksi. Selain itu, pelaku industri kimia dasar anorganik telah menyiapkan pompa untuk menyedot air yang masuk ke pabrikan dan menambah cadangan pergudangan (buffer stock).
“Concern kami adalah lebih kepada penurunan demand karena efek berantai dari pelemahan sektor riil yang disebabkan oleh banjir di mana-mana,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (6/1/2020).
Michael mengatakan banjir yang disebabkan hujan dengan curah tinggi awal 2020 merupakan yang terburuk selama satu dekade terakhir bagi industri kimia dasar. Menurutnya, walaupun Januari dan Februari merupakan musim dengan permintaan yang lemah, banjir membuat permintaan bahan baku kimia dasar anorganik makin terpuruk.
Dia mengatakan efek pelemahan permintaan akibat banjir adalah tidak adanya proses distribusi pada pekan lalu. Sementara itu, sebagian besar pabrikan mengalami penurunan permintaan drastis.
Oleh karena itu, Michael menilai sulit untuk memprediksi pertumbuhan produksi pada kuartal I/2020. Namun, Michael berharap pertumbuhan pada kuartal I/2020 tidak kurang dari 5%.
Sebelumnya, Michael berujar telah menyampaikan ke pemerintah bahwa industri kimia memerlukan beberapa hal agar dapat tumbuh ekspansif seperti insentif fiskal, fasilitas lahan di kawasan industri, proteksi impor, dan kepastian hukum.