Bisnis.com, JAKARTA - PLN dan Pertamina menandatangani kesepakatan awal atau Head of Agreement (HoA) terkait penyediaan pasokan dan pembangunan infrastruktur Liquefied Natural Gas (LNG) untuk pembangkit tenaga listrik milik PLN.
Kerja sama yang dilakukan PLN ini merupakan langkah konkrit perusahaan dalam mendorong penggunaan gas untuk pembangkit listrik di Indonesia, selain itu upaya ini dilakukan dalam rangka mendukung gasifikasi yang sedang dilakukan oleh PLN.
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini dengan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, disaksikan oleh Mengeri ESDM, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.(27/02).
Kerja sama ini merupakan tindaklanjut dari Keputusan Menteri ESDM Nomor 13K/13/MEM/2020 tentang Penugasan Pelaksanaan Penyediaam Pasokan dan Pembangunan Infrastruktur LNG serta Konversi Penggunaan BBM dengan LNG dalam Penyediaan Tenaga Listrik.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan kerja sama ini akan menekan jumlah impor dan konsumsi BBM sekaligus meningkatkan efisiensi operasional PLN.
"Melalui HoA tersebut, ditargetkan pembangkit listrik berbahan bakar diesel untuk dikonversi menjadi gas bumi dengan total kapasitas sekitar 1,7 Giga Watt di 52 lokasi. Total penghematan dari konversi tersebut sekitar Rp3,3 Triliun per tahun," ujarnya, Kamis (27/2/2020).
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menuturkan hasil identifikasi yang dilakukan PLN, pemenuhan kebutuhan gas untuk pembangkit listrik, khususnya yang dilakukan gasifikasi memiliki potensi penghematan yang cukup besar, terutama diperoleh dengan mengurangi penggunaan BBM dari 2,6 juta kiloliter (kl) menjadi 1,6 juta kl.
“Bagi PLN, perjanjian ini akan mengurangi pengeluaran, dari Rp 16 Triliun untuk BBM, menjadi sekitar 12 Triliun per tahun untuk gas,” katanya.
Selain gasifikasi, kebutuhan gas PLN juga meningkat dengan akan beroperasinya beberapa pembangkit baru seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Tanjung Selor berkapasitas 15 Megawatt (MW), PLTMG Krueng Raya berkapasitas 50 MW, PLTMG Nias berkapasitas 25 MW, PLTG Gilimanuk berkapasitas 130 MW, PLTMG Sorong berkapasitas 50 MW, dan PLTMG Jayapura berkapasitas 50 MW.