Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Bahan Baku Industri Serat dan Benang Hanya Cukup Tiga Pekan

Pasokan bahan baku belum juga membaik, kendati China sudah memulai hingga 70 persen produksinya pascakondisi darurat virus corona atau Covid-19.
Pekerja mengawasi mesin bordir komputer di rumah produksi bordir di Jakarta, Senin (15/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja mengawasi mesin bordir komputer di rumah produksi bordir di Jakarta, Senin (15/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Pasokan bahan baku industri serat, benang maupun kain hanya mampu memenuhi produksi tiga pekan ke depan.

Pasokan bahan baku belum juga membaik, kendati China sudah memulai hingga 70 persen produksinya pascakondisi darurat virus corona atau Covid-19.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Wirawasta mengatakan  saat ini industri hulu tekstil dan produk tekstil atau TPT hanya memiliki stok bahan baku produksi kira-kira untuk tiga minggu ke depan baik untuk serat, benang, maupun kain.

Padahal, sebelum merebak penyakit virus corona ini stok kain cenderung lebih membaik atau sekitar 1,5 bulan dan benang bisa sampai lima minggu.

Menurutnya, industri hulu TPT juga sempat merasakan permintaan yang naik ketika China berhenti produksi. Namun, saat ini persoalan yang tambah dihadapi indutsri yakni permintaah yang melemah kembali.

"Dari sisi permintaan kami belum mengerti mungkin karena banyak PHK atau garmen banyak impor yang barang jadi," katanya kepada Bisnis, Minggu (15/3/2020).

Hanya saja, pihaknya belum membicarakan lagi tindakan preventif untuk pekerja dengan instruksi pemerintah yang saat ini meminta setiap pekerja melakukan kerja dari rumah.

Pasalnya kondisi itu didukung dengan sisi permintaan dari industri menengah yang sedang dalam posisi menahan beli karena harga minyak turun.

Menurutnya, industri TPT hanya ingin komitmen pemerintah yang saat ini kembali melakukan kemudahan impor untuk TPT, jangan sampai begitu corona sudah aman produk China menumpuk kembali di pasar Tanah Air.

Persepatuan

Asosiasi Persepatuan Indonesia (Asprisindo)  mengatakan bahan baku alas kaki untuk keperluan Ramadhan dan ekspor saat ini dikirim melalui udara. Adapun, jalur udara dipilih lantaran memiliki waktu tempuh yang lebih cepat dari jalur air.

"Bahan baku dari China biasanya kami pakai form khusus agar bisa dapat pembebasan bea masuk. Akan tetapi, karena corona ada [pabrikan] yang menggunakan kargo udara tapi harus singgah-singgah dulu, akhirnya ketika masuk ke Indonesia malah kena bea masuk," kata Direktur Eksekutif Asprisindo Firman Bakrie kepada Bisnis pekan lalu.

Menurutnya, arus barang dari China ke Indonesia dan sebaliknya mulai terhambat selama dua minggu pada 3 Februari-17 Februari 2020. Firman menyatakan bahan baku yang dipesan dari Negeri Panda baru saja dikirimkan dari pelabuhan di sana pada awal bulan ini.

Sementara itu, Firman menilai pabrikan bahan baku lokal belum memiliki variasi maupun keleluasaan volume serapan. Alhasil, ujarnya, sebagian besar parikan alas kaki masih bergantung pada bahan baku dari Negeri Tirai Bambu.

Menurutnya, wabah corona membuat industriawan meminta agar pabrikan bahan baku di China bekerja lebih cepat. Alhasil, lanjutnya, sebagian industri alas kaki nasional harus membayarkan harga bahan baku 10 persen lebih tinggi.

Firman menjelaskan permintaan tersebut dilakukan karena dua hal, yakni mengejar tenggat waktu pembeli di pasar global dan mengejar tenggat waktu persiapan bulan Ramadhan. Saat ini ketersediaan bahan baku untuk pasar domestik masih belum normal hingga awal kuartal II/2020.

Firman menyampaikan pabrikan alas kaki saat ini harus membayar bea masuk sekitar 5-15 persen dari nilai bahan baku tersebut. Oleh karena itu, Firman mengusulkan agar pemerintah menyediakan kargo khusus antara pada jalur Indonesia-China atau mengizinkan penggunaan formulir bea masuk dari China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper