Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Petani Maret Turun 1,22 Persen, Seluruh Sub Sektor Alami Penurunan

Penurunan NTP terjadi di hampir semua subsektor baik tanaman pangan, hortikultura,tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
Petani mengusir hama burung pipit atau emprit secara manual dengan plastik di areal sawah daerah Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (13/2/2020)./ ANTARA - Fakhri Hermansyah
Petani mengusir hama burung pipit atau emprit secara manual dengan plastik di areal sawah daerah Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (13/2/2020)./ ANTARA - Fakhri Hermansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) nasional Maret 2020 sebesar Rp102,09 atau turun 1,22 persen dibandingkan dengan NTP bulan sebelumnya.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan penurunan NTP terjadi di hampir semua subsektor baik tanaman pangan, hortikultura,tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.

Penurunan NTP tanaman pangan mengalami penurunan 1,30 persen disebabkan oleh  indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan, sementara indeks harga yang dibayar naik 0,20 persen.

“Kenapa harga yang diterima petani turun? Penyebab utamanya adanya penurunan harga gabah. Perlu dijadikan catatan pada Maret 2020, puncak panen raya geser ke April. Maret sudah ada panen raya di beberapa daerah sehingga harga turun,” katanya, Rabu (1/4/2020).

Dia menambahkan, untuk sub sektor tanaman horti turun 0,79 persen karena adanya penurunan harga cabai merah dan cabai rawit.

“Penurunan harga cabai ini memberikan andil deflasi maret 2020,” lanjutnya  

Sementara itu, NTP tanaman perkebunan turun, dan indeks harga yangg dibayar petani mengalami kenaikan. Hal itu terjadi karena adanya penurunan harga komoditas seperti minyak kelapa sawit, karet, kakao.

Dia menambahkan, NTP Provinsi Sulawesi Barat mengalami kenaikan tertinggi  yakni 2,05 persen dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Riau mengalami penurunan terbesar 4,86 persen dibandingkan dengan provinsi lain.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper