Bisnis.com, JAKARTA - Pengeboran di Blok Rokan oleh PT Chevron Pasific Indonesia dipastikan masih sesuai jadwal yang akan dimulai pada November 2020.
Susana Kurniasih, Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan Chevron Pasific Indonesia (CPI) akan menggunakan dua rig untuk pengeboran Blok Rokan.
Adapun, Chevron disebut dapat meningkatkan produksi wilayah kerja Blok Rokan hingga 5.000 barel per hari (bopd) dari pengeboran 11 sumur tahun ini.
Per Juli 2020, produksi minyak di wilayah kerja Blok Rokan telah merosot mencapai 170.000 bopd. Untuk itu, proses alih kelola Blok Rokan perlu berjalan mulus tanpa membuat tingkat penurunan produksi terus membesar.
"SKK Migas dan CPI saat ini berkoordinasi untuk melakukan persiapan lapangan. Kalau Head of agreement ditandatangani, kegiatan bisa go," katanya kepada Bisnis baru-baru ini.
Sementara itu, Corporate Communication CPI, Sonita Purnomo mengatakan pihaknya terus bekerja sama dengan pemerintah untuk terus memastikan transisi Blok Rokan dengan selamat, andal dan lancar.
Namun, Sonita belum bisa mengungkapkan secara detil proses yang sedang dikerjakan bersama pemerintah sampai saat ini.
"Seperti halnya setiap transisi, ada sejumlah hal yang sedang dibahas selama ini, termasuk opsi untuk mendukung negara mengoptimalkan produksi dari aset strategis ini," ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskantengah mengurus audit lingkungan terkait dengan alih kelola Blok Rokan dengan Chevron.
Dia menjelaskan, mengacu kontrak kerja sama atau production sharing contract (PSC) pada wilayah kerja Blok Rokan, pihak CPI tidak memiliki kewajiban pencadangan dana pascatambang.
Namun, Dwi mengatakan bahwa pihak CPI telah berkomitmen untuk memberikan dana Abandonment Site Restoration (ASR) ataupun tanah terkontaminasi.
“Kita cari upaya untuk atasi dispute dalam dua hal ini. Saya minta audit lingkungan yang sedang berjalan dan hal-hal lain terkait angka saat ini dan program pascatambang tadi,” jelasnya.
Selain dari pihak Chevron, agar proses transisi berjalan mulus, pihak PT Pertamina (Persero) diminta untuk mempersiapkan keperluan untuk pascatransisi di Blok Rokan.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, hingga saat ini pihaknya secara intens berdisksusi dengan pihak Pertamina untuk menyiapkan proses alihkelola Blok Rokan dari Chevron.
“Harapan kami begitu invest berjalan maka Pertamina kita undang untuk waktu 1 tahun agar meneruskan agar Agustus itu mereka bisa mengebor minimal 10 rig sehingga 200 sumur di akhir 2021 bisa tercapai,” katanya.
Sementara itu, Pertamina menyebutkan tengah mempersiapkan pengadaan rig untuk pengeboran Blok Rokan yang akan dilaksanakan pada 2021.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, pengadaan rig disiapkan oleh Pertamina mengingat sejak 2018 silam sudah tidak ada lagi kontrak rig oleh Chevron di Blok Rokan.
"Oleh karena itu untuk pengeboran Pertamina Hulu Rokan 2021, saat ini sedang diproses penyiapan rig pemboran melalui pengadaan baru maupun sinergi Pertamina Group," jelasnya.
Direktur PT Pertamina Hulu Rokan RP Yudantoro mengatakan, sampai saat ini pihaknya tengah memetakan kontrak-kontrak yang ada di CPI dan rencana kerja PHR pascatransisi.
PHR juga tengah melakukan penentuan kebutuhan barang dan jasa dari seluruh entitas fungsi pengguna. Untuk mempercepat proses pengadaan nantinya, PHR pun telah mulai bertemu dengan para calon mitra kerja dan melakukan sosialisasi terkait proses dan prosedur pengadaan di PHR.
Dia menjelaskan, sosialisasi ini dilakukan secara daring pada Kamis (3/9/2020) kepada sekitar 150 calon mitra kerja yang merupakan mitra kerja CPI yang pernah menangani sejumlah kebutuhan barang dan jasa di WK Rokan.
“Kami menyadari PHR tidak dapat bekerja sendiri untuk mengoptimalkan dan mengembangkan WK Rokan. Untuk itu diperlukan adanya keterlibatan para mitra kerja dalam pengadaan barang dan jasa yang kita butuhkan untuk keperluan dan kepentingan operasional WK Rokan,” jelasnya.
Blok Rokan sendiri merupakan blok minyak terbesar di Indonesia dengan luas 6.220 kilometer. Blok ini memiliki 96 lapangan dengan tiga lapangan memiliki potensi minyak yang baik, yaitu Duri, Minas dan Bekasap.
Dengan dikelolanya Blok Rokan oleh Pertamina mulai 9 Agustus 2021 mendatang, maka diharapkan kontribusi produksi minyak Pertamina dibandingkan produksi minyak nasional akan meningkat dari 48 persen di tahun 2019 menjadi 60 persen di tahun 2021.
Masih Sesuai Jadwal, Chevron Mulai Bor Rokan pada November 2020
Blok Rokan sendiri merupakan blok minyak terbesar di Indonesia dengan luas 6.220 kilometer. Blok ini memiliki 96 lapangan dengan tiga lapangan memiliki potensi minyak yang baik, yaitu Duri, Minas dan Bekasap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Amanda Kusumawardhani
Topik
Konten Premium