Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peti Kemas Ekspor Langka, Perusahaan Pelayaran Untung?

Kelangkaan kontainer ekspor ini bisa menjadi tantangan dan dapat pula menjadi peluang bagi perusahaan pelayaran terutama para pelayaran besar dunia.
Petugas menurunkan kontainer berisi vaksin Covid-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Petugas menurunkan kontainer berisi vaksin Covid-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia National Shipowners Association (INSA) menyebut vaksinasi  Covid-19 lebih cepat pada 2021 menjadi salah satu solusi utama kelangkaan peti kemas kosong untuk ekspor. Sementara main line operator (MLO) atau pelayaran raksasa dunia masih berusaha mencari untung.

Penasihat DPP INSA Witono Soeprapto menuturkan, kelangkaan kontainer ekspor ini bisa menjadi tantangan dan dapat pula menjadi peluang bagi perusahaan pelayaran terutama para pelayaran besar dunia.

Pasalnya, dengan adanya kelangkaan tersebut, para perusahaan pelayaran memberikan tarif yang tinggi bahkan lebih dari dua kali lipat.

"Kelangkaan ini jadi tantangan atau peluang bisa dilihat di kuartal I/2021, MLO akan nikmati freight tinggi atau tidak itu sepenuhnya bisnis ke bisnis. Kalau perkara supply dan demand juga kembali kepada berhasilnya vaksinasi di seluruh dunia, kalau berhasil bisa kembali," paparnya, Senin (14/12/2020).

Menurutnya, kelangkaan ini dapat menjadi peluang atau tantangan sangat bergantung pada hasil di kuartal 1/2021.

Selain itu, ekspor China pun akan turut mengendor pada kuartal tersebut karena terdapat tahun baru Imlek yang menjadi libur panjang di China.

"Kelangkaan kontainer ini bola salju, pelayaran internasional turun, kontainer kosong langka karena banyak negara lockdown, China tumbuh lebih dahulu, suplai banyak, permintaan kurang, kontainer semakin langka, Indonesia juga bersaing dengan China dalam kelangkaan ini," paparnya.

Di sisi lain, Ketua DPP INSA Carmelita Hartoto menuturkan sebenarnya pelayaran internasional sempat mengalami kondisi kelebihan kapal atau over supply, hal ini membuat MLO bangkrut dan melakukan merger.

Setelah diupayakan terjadi keseimbangan antara suplai dan permintaan, pandemi pun menjadi momentum permintaan membludak sementara kapal dikurangi guna memangkas biaya.

"Sewaktu pengurangan kapal itu dengan harapan freight itu sudah mulai stabil, begitu kejadian lockdown kebutuhan tiba-tiba membludak, tentunya bisnis ke bisnis saja. Ini menjadi persaingan antarnegara untuk dapatkan kontainer mau tidak mau pelaku usaha harus mengerti, ini jadi urusan bisnis ke bisnis," urainya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper