Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) memproyeksikan volume impor bahan bakar minyak (BBM) jenis gasoline tahun ini akan berada di level 113 juta barel atau meningkat 15,5 persen dibandingkan dengan realisasi 2020 yang mencapai 97,8 juta barel.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan volume impor gasoline merek Premium (RON 88) terus menurun dalam 3 tahun terakhir, termasuk pada tahun ini. Namun, volume impor bensin jenis Pertamax (RON 92) mengalami peningkatan.
"Karena terjadi shifting dari Premium ke Pertalite di mana Pertalite ini kami harus campur Premium dan Pertamax. Oleh karena itu, penurunan impor Premium ini sebetulnya secara volume yang sama kami menambah volume impor Pertamax untuk dicampur jadi Pertalite," ujar Nicke dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (9/2/2021).
Berdasarkan data Pertamina, volume impor bensin jenis Premium (RON 88) pada 2021 diperkirakan mencapai 53,7 juta barel. Angka ini turun 11,5 persen dari realisasi tahun lalu.
Sedangkan volume impor bensin jenis Pertamax (RON 92) diperkirakan mencapai 59,3 juta barel atau naik 59,8 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 37,1 juta barel.
Adapun proyeksi volume impor 2021 ini masih berada di bawah realisasi impor bensin pada 2019 yang mencapai 118,7 juta barel.
Baca Juga
Sementara itu, volume impor LPG pada 2021 diestimasi pada level 7,2 juta metrik ton. Volume ini naik 16,12 persen dibandingkan realisasi tahun lalu yang mencapai 6,2 juta metrik ton.
"LPG sesuai alokasi 7,5 juta metrik ton. Kami hitung produksi kilang dalam negeri ada sedikit peningkatan sehingg rencana 2021 impor LPG 7,2 juta metrik ton," kata Nicke.