Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menanggapi viralnya video yang memperlihatkan banyaknya pemudik bersepada motor menerobos pos penyekatan, salah satunya di perbatasan Kabupaten Bekasi—Karawang pada Minggu (9/5/2021) malam.
Menurutnya, ribuan pemudik yang nekat pulang menggunakan sepeda motor ini merupakan salah satu dampak dari pesatnya industri sepeda motor di Indonesia.
"Andai pemudik motor dialihkan menggunakan angkutan umum bus AKAP, tentunya hasilnya akan lain," katanya kepada Bisnis, Selasa (11/5/2021).
Dia menyebut pola penyekatan dengan sejumlah personel yang besar sekali pun tidak dapat menghalangi banyaknya pemudik dengan kendaraan roda dua tersebut.
Oleh karena itu, dia menilai bila ribuan pemudik motor itu dapat dialihkan ke angkutan bus umum akan lebih mudah untuk mengawasinya. Pengaturan di lapangan juga tidak akan sesulit bila dibandingkan dengan menggunakan sepeda motor.
"Untuk angkut pemotor, bisa gunakan bus umum ketimbang nganggur. Jika menggunakan bus umum, negara bisa menghemat BBM. Tidak perlu bayar honor petugas penyekat dan bangun tenda. Petugas cukup di terminal saja," jelas dia.
Sebelumnya, viral di media sosial ribuan pemudik yang mengendarai sepeda motor menjebol barikade penyekatan di Jalur Pantura Kedungwaringin, perbatasan Kabupaten Bekasi—Karawang, Minggu malam.
Sejumlah pengendara sepeda motor bahkan nekat melawan arus untuk melewati pos penyekatan yang dijaga petugas gabungan dari unsur Kepolisian, TNI, Satpol PP dan Dinas Perhubungan.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, Polda Metro Jaya segera menambah jumlah pos penyekatan serta personel menyusul adanya ribuan pemudik sepeda motor yang menjebol pos penyekatan di perbatasan Kabupaten Bekasi—Karawang tersebut.
"Menyikapi hal tersebut kami akan menambah kekuatan dan pos-pos penyekatan khususnya di perbatasan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus Senin (10/5/2021).