Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyerapan Tenaga Kerjanya Besar, Ekonom Dorong Pemerintah Longgarkan Sektor Ini

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan sejumlah sektor industri tersebut seperti, ritel, transportasi dan logistik, dan terutama manufaktur yang memiliki efek domino cukup besar ke sektor lain.
Pekerja menggergaji log kayu sengon menjadi menjadi produk papan sirap di sentra industri kayu olahan di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (17/7/2021). /Antara Foto-Destyan Sujarwoko-nz
Pekerja menggergaji log kayu sengon menjadi menjadi produk papan sirap di sentra industri kayu olahan di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (17/7/2021). /Antara Foto-Destyan Sujarwoko-nz

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan ekonom menilai pemerintah harus memprioritaskan pelonggaran penerapan PPKM di sektor-sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap penyerapan tenaga kerja di Tanah Air.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan sejumlah sektor industri tersebut seperti, ritel, transportasi dan logistik, dan terutama manufaktur yang memiliki efek domino cukup besar ke sektor lain.

"Sebab, di beberapa negara dengan pemulihan cepat seperti China dan Vietnam, sektor manufaktur menjadi pendongkrak perekonomian pascapembatasan sosial," ujar Bhima, Senin (9/8/2021).

Saat ini, sambungnya, pelonggaran penerapan PPKM dianjurkan untuk diterapkan di sektor manufaktur berorientasi ekspor yang memilik kemungkinan cukup besar dalam menyerap tenaga kerja karena permintaan pasar masih dikatakan tersedia.

Untuk yang di dalam negeri masih, Bhima menilai ada masih ada lack antara pelonggaran mobilitas industri dan penyerapan tenaga kerja. Pengurangan karyawan disebut akan membuat perusahaan-perusahaan memprioritaskan karyawan lama dibandingkan dengan merekrut angkatan kerja baru.

Adapun, penyerapan tenaga kerja industri manufaktur sektor makanan dan minuman (mamin) diperkirakan cenderung lebih cepat dalam merespons pelonggaran pembatasan mobilitas karena berkaitan langsung dengan konsumsi rumah tangga.

Selain itu, industri besi baja diperkirakan juga menjadi sektor yang paling cepat dalam menyerap tenaga kerja kalau ada pelonggaran. Sebab, proyek infrastruktur pemerintah yang membutuhkan bahan baku dalam jumlah besar masih berjalan.

Sementara itu, untuk industri manufaktur di sektor lain, seperti pakaian jadi dan alas kaki, keterlambatan penyerapan tenaga kerjanya diprediksi bisa berlangsung sampai dengan 2 bulan setelah dilakukan pelonggaran.

Dengan demikian, pelonggaran dinilai perlu dilakukan sebagai langkah antisipasi. Pengawasan di kawasan manufaktur juga dikatakan lebih mudah untuk dilakukan. Pelonggaran diharapkan tidak diiringi dengan penyekatan di jalan yang menganggu distribusi manufaktur.

Untuk insentif, ujarnya, pemerintah didorong untuk memprioritaskan manufaktur berorientasi ekspor. Misalnya, dengan memfasilitasi perdangagan bilateral dengan mitra daga potensial.

"Sebab, ada beberapa negara yang pemulihannya cepat yang membutuhkan barang setengah jadi dan jadi dari Indonesia. Untuk itu harus ada intelijen pasar yang kuat untuk membantu manufaktur memtakan ulang potensi pasar," jelas Bhima.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper