Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) telah merampungkan restrukturisasi bisnisnya di lini pengolahan atau kilang yang saat ini dikelola sepenuhnya oleh PT Kilang Pertamina Internasional.
Sejak penandatanganan dokumen legal atau legal end-state pada 1 September 2021, proses restrukturisasi Pertamina sebagai Holding BUMN Migas yang dirintis sejak 2018 telah resmi selesai.
Direktur Utama Kilang Pertamina International Djoko Priyono mengatakan bahwa penandatanganan legal end-state merupakan sebuah momentum dan titik awal bagi perusahaan untuk melakukan transformasi bisnis model kilang dan petrokimia.
Sebagai induk Subholding Refining & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) kini membawahi enam unit kilang, yakni Dumai, Plaju, Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan Kasim.
Selain itu, KPI juga mengelola proyek strategis pengembangan kilang Balikpapan yang dikelola PT Kilang Pertamina Balikpapan dan pembangunan kilang baru GRR Tuban oleh PT Pertamina Rosneft Pengolahan & Petrokimia.
Djoko menuturkan, restrukturisasi bisnis membuka banyak peluang dan manfaat bagi perseroan. Manfaat pertama adalah bertambahnya kelincahan operasional di lingkungan KPI yang bisa dilihat dari capaian kinerja per Juli 2021.
“Hingga Juli 2021, KPI telah berhasil mencapai kinerja operasional yang melewati target RKAP, termasuk produksi produk BBM dan petrokimia bernilai tinggi, optimasi kilang, serta efisiensi biaya kilang,” ujarnya seperti dikutip dalam siaran pers, Jumat (10/9/2021).
Dia menambahkan, restrukturisasi bisnis Pertamina juga memiliki dampak positif dalam pemberian kewenangan kepada KPI dalam pengelolaan aspek perencanaan kilang, optimasi kilang, dan pemasaran produk.
“Kini KPI memiliki otorisasi dalam pemilihan crude dengan nilai keekonomian tinggi dengan tetap menunjang efisiensi usaha,” jelasnya.
Menurutnya, KPI juga akan melakukan banyak eksplorasi produk-produk bernilai tinggi untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Peningkatan margin profit kilang juga menjadi target perusahaan melalui program strategis Refinery Development Master Plan (RDMP) yang telah berjalan, termasuk pada unit operasi di Balikpapan dan Balongan.
Dia menjelaskan bahwa pihaknya turut menjalankan inisiatif strategis untuk mencapai visi sebagai world class oil refinery & petrochemical pada tahun 2027.
“Untuk mencapai tujuan tersebut, kami fokus kepada misi-misi utama, seperti pengembangan produk BBM ramah lingkungan dengan standar Euro IV/V,” jelasnya.