Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis perekonomian nasional kembali normal lagi. Keyakinan Jokowi didasarkan oleh rilis data sejumlah indikator perekonomian yang positif dalam beberapa waktu terakhir.
Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa di Istana Negara, Rabu (15/9/2021) sore.
Beberapa indikator ekonomi tersebut adalah, pertama, indeks manajer pembelian atau Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang kembali naik pada Agustus 2021 menjadi 43,7.
PMI sempat menembus 55,3 pada Mei 2021. Namun, sejalan dengan PPKM, indeks manufaktur yang dirilis HIS Markit tersebut turun ke level 53,5 pada Juni 2021, dan berlanjut turun lagi ke level 40,1 pada Juli 2021. “Sekarang mulai berbalik naik lagi,” ujar Presiden.
Kedua, indeks penjualan ritel juga mengalami perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Menurut Jokowi, kenaikan kasus sangat berpengaruh terhadap indeks penjualan. Ketika kasus naik, penjualan tercatat mengalami penurunan.
“Sekarang ini kasus menurun. Dan, itu tecermin dalam indeks penjualan ritel yang mulai membaik.”
Ketiga, indeks kepercayaan pemerintah juga membaik dari 109,9 menjadi 115,6. Keempat, indeks kepercayaan terhadap perbaikan ekonomi yang mengalami kenaikan menjadi 118,6.
Kelima, indeks kepercayaan terhadap stabilitas harga yang membaik dari level 97,6 menjadi 113,4.
Keenam, data BPS teranyar yang mengungkapkan neraca perdagangan Agustus berhasil mencatat surplus sebesar US$4,74 miliar pada Agustus 2021.
“Dengan data-data itu, kami berharap ekonomi kembali normal lagi,” ujar Presiden.
Presiden optimistis pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III/2021 masih bergerak di level positif, yakni sekitar 4 persen.
“Mengingat ada PPKM darurat, perkiraan saya angkanya sedikit di atas 4% atau sedikit di bawah 4 persen. Tapi tidak minus.”