Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Besi Baja dan TPT Lolos Trade Remedies, Begini Peluang Ekspornya

Dalam kurun Januari sampai September 2021, potensi perdagangan RI senilai US$2,2 miliar berhasil lolos dari penyelidikan maupun pengenaan trade remedies.
Pagar pengaman atau guard rail, salah satu produk penghiliran baja dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS).
Pagar pengaman atau guard rail, salah satu produk penghiliran baja dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS).

Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor produk RI yang terbebas dari trade remedies di negara tujuan ekspor diperkirakan bisa tumbuh pada 2022. Produk-produk yang bisa menjaga efisiensi produksi punya peluang lebih besar untuk menangkap peluang.

Dalam kurun Januari sampai September 2021, potensi perdagangan RI senilai US$2,2 miliar berhasil lolos dari penyelidikan maupun pengenaan trade remedies.

Produk tersebut mencakup produk ban di Mesir, produk kabel di Ukraina, matras di Amerika, produk baja di anggota Negara-Negara Kerja Sama Teluk (GCC), produk TPT di Turki, baja dan keramik di Malaysia, otomotif di Filipina, serta baja, TPT, dan kimia di India.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan terdapat potensi besar ekspor besi dan baja bisa melanjutkan kinerja positif pada 2022.

“Dari sisi perusahaan, Krakatau Steel sebagai perusahaan besi dan baja Indonesia mencatatkan untung setelah beberapa tahun merugi. Artinya mereka sedang mendorong agar efisien,” kata Rendy, Minggu (28/11/2021).

Di samping itu, kata Rendy, upaya hilirisasi industri yang diiringi dengan melimpahnya bahan baku membuat upaya peningkatan ekspor barang turunan menjadi terbuka.

“Dengan asumsi pemulihan ekonomi berlanjut di negara tujuan ekspor, saya kira peningkatan ekspor besi dan baja besar,” katanya.

Namun Rendy menilai peluang yang sama tidak serta-merta dirasakan oleh tekstil dan produk tekstil (TPT).

“Memang betul kondisi produk Indonesia yang lolos dari trade remedies menjadi keuntungan bagi TPT, tetapi untuk mendorong ekspor saya kira masih cukup menantang,” katanya.

Dia mengatakan industri TPT Indonesia masih berhadapan dengan masalah daya saing dengan negara produsen lain seperti Vietnam dan Bangladesh. Tetapi, melalui upaya perlindungan industri di dalam negeri, dia meyakini peluang TPT untuk memperbaiki kinerja akan tetap ada.

“Kebijakan bea masuk yang baru diterapkan belum lama ini bisa jadi momen pemulihan industri dan menjadi peluang untuk TPT memanfaatkan pangsa ekspor yang tersedia,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper