Bisnis.com, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai lonjakan harga komoditas yang berimbas pada naiknya harga bahan baku hanya bersifat sementara.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Bobby Gafur Umar mengatakan, purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia pada November di angka 53,9 masih berada di level ekspansif, menandakan industri masih bertumbuh.
Namun, pemerintah dan dunia usaha perlu mengantisipasi dampaknya terhadap kinerja manufaktur jika kendala bahan baku bertahan hingga lebih dari 3 bulan.
“Terkait dengan [lonjakan harga] komoditas, ini masih short term. Kalau lewat dari 3 bulan sampai 6 bulan, kita mesti bikin perencanan yang fix,” kata Bobby saat dihubungi, Rabu (1/11/2021).
Selain harga bahan baku, tantangan lain yang harus dihadapi yakni kendala logistik berupa kelangkaan kontainer dan tingginya ongkos pengapalan yang belum reda.
Di luar itu, Bobby mengatakan, dunia usaha masih cukup optimistis mengenai prospek kinerja manufaktur ke depan. Hal itu didukung oleh kondisi masyarakat yang sudah beradaptasi dengan situasi pembatasan selama 2 tahun pandemi, sehingga kinerja konsumsi juga dapat terjaga.
“2 tahun itu rasanya sudah cukup dengan segala pembatasan yang ada. Rasanya ekonomi akan tumbuh, walaupun belum semua sektor. Kami masih optimistis, dan nanti kita lihat [pertumbuhan] kuartal keempat,” kata Bobby.
Sementara itu, mengenai ancaman penyebaran Covid-19 varian omicron, Bobby mengatakan bahwa pemerintah tidak perlu terlalu reaktif selama protokol kesehatan yang sudah berjalan saat ini terus digalakkan.
Namun, jika dalam skenario terburuk kembali terjadi lonjakan kasus seperti pertengahan tahun ini, pemerintah juga perlu menyiapkan langkah segera agar roda industri bisa tetap berputar.
“Tentu pemerintah harus siap dengan program yang immediate, misalnya stimulus apabila omicron kejadiannya sama dengan varian delta,” katanya.
Adapun, mengenai pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 pada libur Natal dan Tahun Baru, Bobby menilai, dampaknya akan minim terhadap sektor industri. Sektor yang kemungkinan akan terdampak lebih besar, yakni pariwisata, perhotelan, dan transportasi.