Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) memastikan tetap menjual pupuk nonsubsidi dengan harga yang terjangkau di tengah kenaikan harga bahan baku di pasar dunia sejak akhir tahun lalu.
Sekretaris Jenderal APPI Achmad Tossin Sutawikara mengatakan bahwa komitmen itu diambil untuk bisa menyediakan pupuk yang terjangkau bagi petani dalam negeri.
“Produsen tetap memberlakukan harga jual lebih rendah dibandingkan dengan harga pasar ke konsumen ritel atau eceran. Kira-kira sebesar 80–90 persen dari harga pasar,” kata Tossin melalui pesan WhatsApp, Minggu (6/2/2022).
Kendati demikian, kata Tossin, produsen pupuk domestik tetap memperhatikan mekanisme pasar. Pasalnya, disparitas harga yang terlalu lebar dengan pasar internasional berpotensi menimbulkan rembesan. Konsekuensinya, manuver bantuan itu berpotensi tidak tepat sasaran di tengah masyarakat.
Di sisi lain, Tossin mengatakan, kenaikan harga pupuk di tingkat dunia bakal berlanjut hingga akhir 2022, lantaran negara pemasok utama, seperti China masih menerapkan larangan ekspor, krisis energi di Eropa, serta hambatan angkutan kapal global yang masih berlangsung hingga awal tahun ini.
“Harga pupuk dunia di Desember 2021 hingga Januari 2022 masih di kisaran US$1.000, atau sekitar rata-rata Rp15 juta per ton. Harga ini termasuk tinggi bila dibandingkan dengan harga sebelumnya,” kata dia.
Baca Juga
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memproyeksikan harga pupuk nonsubsidi bakal mengalami kenaikan sepanjang 2022 akibat melonjaknya harga bahan baku di tingkat global. Kenaikan harga pupuk juga belakangan ikut andil memengaruhi inflasi pada komoditas pangan awal tahun ini.
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Isy Karim mengatakan bahwa pihaknya tengah berkoordinasi dengan produsen pupuk dalam negeri untuk menjaga harga pupuk nonsubsidi tetap stabil di tengah gejolak harga dunia.
Isy Karim menargetkan, produsen dalam negeri dapat memberikan harga di bawah harga internasional untuk menjaga akses pupuk bagi petani.
“Kenaikan harga pupuk nonsubsidi disebabkan oleh melonjaknya harga berbagai komoditas dunia, seperti amonia, phosphate rock, KCL, gas, dan minyak bumi karena pandemi Covid-19, krisis energi di Eropa, serta adanya kebijakan beberapa negara yang menghentikan ekspor,” kata Isy Karim melalui pesan WhatsApps, Minggu (9/1/2022).
Berdasarkan data World Bank-Commodity Market Review per 4 Januari 2022, Pupuk Urea dan diamonium fosfat (DAP) mengalami kenaikan yang signifikan.
Sepanjang Januari hingga Desember 2021, harga DAP di pasar internasional mengalami kenaikan sebesar 76,95 persen. Saat awal tahun lalu, harga pupuk itu mencapai US$421 per ton, pencatat itu berakhir di posisi US$745 per ton pada Desember 2021.
Di sisi lain, pupuk urea mengalami peningkatan harga mencapai 235,85 persen sepanjang tahun lalu. Pupuk Urea sempat berada di harga US$265 per ton, dan belakangan naik menjadi US$890 per ton pada Desember 2021.