Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dinilai masih belum perlu menaikkan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse repo Rate (BI7DRR) dalam waktu dekat.
Ekonom Senior Chatib Basri menyampaikan hal ini mempertimbangkan tingkat inflasi yang cenderung moderat dan sisi permintaan masyarakat yang masih lemah.
"Saya rasa BI tidak perlu meningkatkan suku bunga pada saat ini karena inflasi masih moderat dan permintaan mash lemah,” katanya dalam acara Mandiri Investment Forum, Rabu (9/2/2022).
Di samping itu, Chatib menilai nilai tukar rupiah saat ini pun masih terkendali dan ke depan masih bisa dikelola dalam level yang terjaga.
Sebagaimana diketahui, BI akan menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini pada Kamis, 10 Februari 2022.
Chatib menyampaikan, hal yang perlu diwaspadai adalah pada tahun depan, di mana pemerintah harus mengembalikan angka defisit APBN ke 3 persen.
Baca Juga
“Artinya bank sentral dan sektor perbankan akan melepas obligasi dan ekonomi akan bisa bergerak jika kita mampu tumbuh 5 persen, ada risiko pengetatan likuiditas,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan ada perbedaan yang besar antara peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), yang mencerminkan inflasi dari sisi produksi telah meningkat cukup tinggi.
Namun di sisi lain, permintaan masyarakat masih lemah, sehingga diperkirakan pada 2023 akan terjadi inflasi risiko yang lebih tinggi. Pada saat inilah BI harus melakukan penyesuaian kebijakan.
“Saya berharap baik bank sentral dan pemerintah telah menyiapkan diri bukan untuk tahun ini, tapi untuk 1 tahun ke depan,” tuturnya.