Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) RI menyatakan bahwa impor minyak dan gas (migas) pada Februari 2022 mengalami peningkatan sebesar 30,19 persen menjadi US$2,90 miliar dari sebelumnya US$2,23 miliar pada Januari 2022 atau month to month (mtm).
Margo Yuwono, Kepala BPS menerangkan salah satu faktor penyebab melonjaknya impor migas adalah naiknya rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP) menjadi US$95,72 per barel pada Februari 2022 dari sebelumnya US$85,89 per barel pada Januari 2022.
"Secara kumulatif [impor migas dan non migas], impor Februari 2022 US$16,64 miliar, turun 8,64 persen dibandingkan Januari 2022," terang Margo saat konferensi pers, Selasa (15/03/2022).
Jika dibandingkan secara tahunan atau year on year, impor migas pada Februari 2022 naik 122,52 persen menjadi US$2,90 miliar dari US$1,30 miliar pada Februari 2021.
Ditinjau secara kumulatif, total impor migas Nasional pada Februari 2022 turun 8,64 persen menjadi US$16,64 miliar dari US$18,21 miliar pada Januari 2022 (mtm) terutama karena amblasnya impor non migas.
Impor non migas pada Februari 2022 tercatat turun sebesar 14,05 persen menjadi US$13,74 miliar dari US$15,98 miliar pada Januari 2022 (mtm), walaupun secara yoy masih tetap naik 14,84 persen dari Januari 2021 sebesar US$11,96 miliar.
"Impor turun karena konsumsi mtm turun 23,85 persen. Penurunan konsumsi ini terutama adalah terjadi impor produk farmasi," sambungnya.
Dipantau secara yoy, menurut Margo, impor barang konsumsi juga mengalami penurunan sehesar 3,06 persen.
Impor Migas Indonesia Februari 2022 Naik 30,19 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor minyak dan gas (migas) Februari 2022 mengalami peningkatan sebesar 30,19 persen dibandingkan dengan Januari 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Faustina Prima Martha
Editor : Rio Sandy Pradana
Topik
Konten Premium