Bisnis.com, JAKARTA - Produsen baja Rusia terpaksa harus memberikan diskon besar-besaran setelah pecahnya peperangan di Ukraina.
Dilansir Bloomberg pada Sabtu (28/5/2022), meski menjadi industri paling untung di dunia, pembuat baja Rusia tersandung oleh sanksi yang mengadangnya di pasar Eropa dan lainnya yang mulai waspada.
Sanksi Uni Eropa atau Inggris telah berdampak kepada sejumlah perusahaan seperti Severstal, Evraz Plc dan Magnitogorsk Iron & Steel PJSC. Uni Eropa juga telah melarang impor beberapa produk Rusia.
Alhasil, mereka harus mencari pembeli alternatif, tetapi terpaksa menjualnya dengan harga yang jauh lebih murah.
Sebagai contoh, Severstal PJSC menghadapi permintaan dari importir di Asia yang meminta diskon sebanyak 40 persen dari pasar pelat baja.
Pelanggan di Turki juga menginginkan pemotongan harga, kata sumber anonim yang tidak ingin disebutkan namanya.
Baca Juga
Belum lagi, pemain industri juga terpukul oleh menguatnya rubel, kenaikan harga batu bara, beban tarif angkutan dan biaya asuransi pengiriman.
Hal ini adalah perubahan besar bagi industri baja Rusia yang notabene adalah eksportir utama selama beberapa dekade dan menikmati biaya yang sangat rendah.
Margin keuntungan terkadang melebihi 40 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan produsen negara lain yang kurang dari 10 persen.
Direktur Eksekutif asosiasi baja Rusia Alexey Sentyurin mengatakan sejumlah produsen mulai memangkas produksinya.
Magnitogorsk telah memangkas produksi dan mengoperasikan kapasitas sebesar 40 persen di bawah level Januari dan Februari.
Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Rusia memperkirakan permintaan baja domestik akan turun 9 persen tahun ini.
Produsen baja Rusia telah meminta agar pajak dilonggarkan karena perang merugikan bisnis mereka, meskipun seruan mereka belum didengar oleh pemerintah.