Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan Indonesia Suahasil Nazara tidak berkomentar banyak saat ditanyai mengenai dampak resesi AS terhadap ekonomi Indonesia.
Suahasil menyampaikan, pihaknya akan terus memerhatikan kondisi ekonomi dunia, terutama negara dengan ekonomi terbesar seperti AS dan China.
"Tentu ya kondisi ekonomi dunia terus kita perhatikan, yang utama itu AS dan China. Ini kan langsung memengaruhi ekonomi seluruh dunia," kata Suahasil kepada awak media di Kompleks Parlemen, Selasa (21/6/2022).
Dia mengatakan, kondisi ekonomi di kedua negara tersebut dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, ekspor dan juga berpengaruh terhadap pasar keuangan dunia.
Meskipun begitu adanya kondisi tersebut, kata Suahasil tidak terlalu memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kalau saya sampaikan lagi apa yang kita baca tahun depan pertumbuhan Indonesia mungkin akan ada di dlm kisaran 5,3 sampai 5,9 persen," ujar dia.
Sebagaimana diberitakan Bisnis sebelumnya, risiko terjadinya resesi ekonomi di AS semakin tinggi. Tingkat inflasi negara adidaya tersebut diperkirakan bakal sulit untuk dikembalikan ke level 2 persen dalam waktu singkat.
Presiden AS Joe Biden menyatakan, resesi ekonomi mungkin saja terjadi dan tak terhindarkan.
"AS dalam posisi yang lebih kuat daripada negara manapun di dunia untuk mengatasi inflasi, namun demikian resesi AS tidak bisa dihindari," kata Biden.
Suahasil menyampaikan, pihaknya akan terus memerhatikan kondisi ekonomi dunia, terutama negara dengan ekonomi terbesar seperti AS dan China.
"Tentu ya kondisi ekonomi dunia terus kita perhatikan, yang utama itu AS dan China. Ini kan langsung memengaruhi ekonomi seluruh dunia," kata Suahasil kepada awak media di Kompleks Parlemen, Selasa (21/6/2022).
Dia mengatakan, kondisi ekonomi di kedua negara tersebut dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, ekspor dan juga berpengaruh terhadap pasar keuangan dunia.
Meskipun begitu adanya kondisi tersebut, kata Suahasil tidak terlalu memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kalau saya sampaikan lagi apa yang kita baca tahun depan pertumbuhan Indonesia mungkin akan ada di dlm kisaran 5,3 sampai 5,9 persen," ujar dia.
Sebagaimana diberitakan Bisnis sebelumnya, risiko terjadinya resesi ekonomi di AS semakin tinggi. Tingkat inflasi negara adidaya tersebut diperkirakan bakal sulit untuk dikembalikan ke level 2 persen dalam waktu singkat.
Presiden AS Joe Biden menyatakan, resesi ekonomi mungkin saja terjadi dan tak terhindarkan.
"AS dalam posisi yang lebih kuat daripada negara manapun di dunia untuk mengatasi inflasi, namun demikian resesi AS tidak bisa dihindari," kata Biden.
Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia, tentunya resesi AS dapat memberikan efek rambatan kepada negara-negara lain terutama negara berkembang seperti Indonesia.