Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menilai devisa merupakan obat mujarab untuk menghadapi ancaman resesi global. Maka dari itu, pemerintah sebaiknya melonggarkan aturan domestic market obligation (DMO) agar mampu mengerek harga TBS sawit.
Ketua Apkasindo Gulat Manurung menuturkan selain mempercepat ekspor CPO, relaksasi aturan DMO dapat menaikkan harga tandan buah segar (TBS) sawit petani. Selain DMO, Gulat menilai aturan kewajiban harga domestik (DPO) dan Flush-Out (FO) sudah tidak relevan dan harus dicabut.
"Kalau DPO, DMO, FO, dan PE tidak ada, bukan minggu depan atau bulan depan, hari ini harusnya harga TBS petani sawit Indonesia adalah Rp3.980 [per kg]," kata Gulat dalam diskusi virtual bertema “Kondisi Perdagangan Kelapa Sawit Nusantara”, Kamis (21/7/2022).
Apkasindo memperhitungkan bahwa jika pungutan ekspor menjadi gratis, setikdanya harga TBS dapat meningkat Rp1.000 per kg. Gulat menjelaskan bahwa yang terjadi adalah harga TBS hanya naik tipis paling besar Rp200 per kilogram.
“Tentu ini cukup menarik, sudah dicabut laranga ekspor, sudah dicabut pungutan ekspor, harusnya naik Rp1.000/kg menurut hitungan kami, tetapi naiknya hanya antara Rp100 hingga Rp200 terhitung mulai pencabutan pungutan ekspor,” ujarnya.
Per 20 Juli 2022, data Apkasindo mencatat harga TBS di petani swadaya telah mencapai Rp1.350 per kg sementara petani bermitra Rp1.495 per kg.
Baca Juga
Sementara itu, berdasarkan data Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), produksi sawit Juli-Desember 2022 diperkirakan akan berkisar 4,49 juta ton per bulan. Adapun volume ekspor per bulan dan konsumsi domestik dengan aturan DMO hanya mencapai 3,74 juta ton per bulan.
Sedangkan stok CPO di dalam negeri pada akhir Juli 2022 akan mencapai 8,1 juta ton. Angka tersebut naik 1 juta ton dari realisasi awal Juli 2022 sebanyak 7,1 juta ton.
“Pada saat yang sama, stok CPO di dalam negeri harus cepat berkurang agar bisa menyerap CPO selama puncak musim panen 2022. Melihat kondisi pasar CPO internasional yang kurang kondusif, peningkatan konsumsi CPO domestik harus dilakukan dalam waktu dekat,” ujar Gulat.
Direktur Eksekutif Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (Paspi), Tungkot Sipayung, mengatakan bahwa perlu ada upaya untuk menyerap produksi BTS sawit, namun tetap menjaga volume ekspor. Salah satu caranya yaitu dengan meningkatkan program biodiesel.
"Kalau kita mau mengekspor saat ini, jangan semua dilepas sekaligus karena pasar (CPO internasional) sedang tren turun," kata dia dalam acara yang sama.