Bisnis.com, JAKARTA - Pengangkutan nikel pada tahun depan diperkirakan meningkat seiring dengan kebutuhan kendaraan listrik yang meningkat. Salah satu penambang nikel pun terus menggenjot volume produksinya.
PT Hillcon menerima permintaan dari PT Weda Bay Nickel (WBN) untuk meningkatkan volume produksi dari 4 juta wet metric ton (wmt) menjadi 6 juta wmt pada 2023, dan juga menambah volume pengangkutan bijih nikel, di mana Hillcon akan mengirimkan sekitar 80 dump truk jarak pengangkutan rata-rata sekitar 22 km.
Direktur Utama Hillcon Hersan Qiu mengemukakan, tambahan volume produksi sebesar 50 persen dan tambahan dump truk untuk pengiriman bijih nikel ini akan meningkatkan pendapatan Hillcon pada 2023.
“Kami juga tengah mempersiapkan belanja modal [capital expenditure] untuk alat-alat berat tambahan ini untuk penambahan volume produksi dan pengangkutan untuk tahun depan,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (31/12/2022).
WBN sudah mulai melaksanakan konstruksi pabrik pengolahan pemurnian bijih nikel dengan teknologi pirometalurgi/RKEF berkapasitas 30.000 ton Ni per tahun. WBN berlokasi di kawasan industri PT Indonesia Weda Industrial Park (IWIP). Sumber daya deposit WBN saat ini tercatat sebesar 12,2 juta ton nikel dengan rata-rata kandungan nikel 1,48 persen.
WBN bergerak di bidang pertambangan bijih nikel dengan lokasi penambangan yang terletak di Lelilef Sawai, Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara.
Baca Juga
WBN termasuk salah satu objek vital nasional, di mana setiap aktivitas pertambangan maupun konstruksi harus diolah dengan ekstra hati-hati karena objek vital nasional ini merupakan site-site yang dilindungi negara karena merupakan sumber pendapatan dan dividen terbesar negara.
Untuk menjadi bagian dari site ini, dibutuhkan keahlian tinggi di mana hanya empat kontraktor yang dipercaya untuk mengelola site ini dengan masing-masing kontraktor menargetkan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) 4 juta ton per tahun.
"Kemampuan Hillcon terbukti dengan menjadi salah satu dari empat perusahaan pemegang kontrak karya untuk komoditi nikel Weda Bay,” katanya.
WBN merupakan bagian dari IWIP. Karena itu, setiap hasil tambang nikel tidak diperbolehkan dijual ke pabrik lain selain IWIP.
“Artinya, 100 persen diolah IWIP. Itu sebabnya, dibutuhkan kepercayaan tinggi untuk mengolah nikel di site Weda Bay agar tidak terdistribusi ke perusahaan lain,” terang Hersan.
Secara teknikal, WBN telah menerapkan sistem good mining practice yang cukup tinggi dan Hillcon telah berhasil mematuhi dengan baik dengan memenuhi kriteria man power, peralatan, dan sistem Weda Bay yang berstandar tinggi.
Contohnya, menurut Hersan, tiap peralatan yang diizinkan beroperasi di site ini wajib memiliki spek tinggi dengan pengamanan bagian depan mobil harus ditingkatkan. Hal ini membuktikan Hillcon mampu untuk menjadi perusahaan versatile yang bisa memenuhi kebutuhan klien.
Asal tahu saja, pada Desember 2022 ini, Hillcon telah menandatangani letter of intent (LOI) dengan dua perusahaan tambang nikel, yaitu PT Sarana Mineralindo Perkasa (SMP) dan PT Adhi Kartiko Pratama (AKP). SMP berlokasi di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, sementara AKP berlokasi di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Dua perusahaan ini diharapkan dapat menambah volume produksi nikel sebesar 6 juta wmt atau senilai US$ 60 juta per tahun.