Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Perjanjian Dagang RI-Korea (IK-CEPA), Siapa Lebih Untung?

Berlaku mulai 1 Januari 2023, siapa yang akan lebih untung dari perjanjian dagang RI-Korea (IK-CEPA)?
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Sekretaris Jenderal Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta menyampaikan meski ada kemudahan 0 persen dalam bea masuk, belum tentu perjanjian dagang IK-CEPA mendorong kinerja ekspor dari tekstil.

“Pertama, Korea bukan tujuan ekspor utama dan konsumsinya tidak terlalu banyak. Korea pun memiliki style sendiri, mereka banyak menyimpan garmen mereka di Vietnam dan Bangladesh, di Indonesia ada tetapi nggak banyak order dari sana,” ujarnya, Rabu (4/1/2023).

Redma menyebutkan bahwa bisnis tekstil antara Korea dan Indonesia bersifat substitusi. Bahan baku dari Indonesia dikirim ke Korea untuk diolah menjadi kain atau baju.

Kemudian produk tekstil tersebut kembali masuk ke Indonesia untuk memenuhi permintaan domestik dan sebagian dilakukan pengolahan lagi untuk diekspor.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2021 neraca perdagangan barang Indonesia terhadap Korea dalam kondisi defisit US$445 juta. Sementara pada periode Januari-November 2022, kinerja ekspor menunjukkan peningkatan dengan naik 45,6 persen.

Manfaat IK-CEPA

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menerangkan bahwa setidaknya ada empat manfaat bagi Indonesia dengan hadirnya IK-CEPA yang baru terealisasi setelah 10 tahun sejak pertama kali diluncurkan.

Pertama, Korea Selatan memberikan kemudahan dalam hal tarif bea masuk berupa eliminasi 11.267 pos tarif atau 95,5 persen total pos tarif menjadi 0 persen, seperti sepeda motor, aksesori kendaraan bermotor, produk olahan ikan, salak, dan produk tekstil seperti kaos kaki.

Kedua, semakin terbukanya perdagangan jasa Indonesia ke Korea Selatan. Melalui IK-CEPA, kedua negara membuka lebih dari 100 sub sektor jasa dengan penyertaan modal asing berkisar 49 persen sampai 100 persen.

Ketiga, peluang meningkatnya investasi yang bersifat jangka panjang, khususnya di sektor otomotif, logam, kimia, dan energi terbarukan.

Keempat, terbuka peluang kerja sama ekonomi dan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Melalui IK-CEPA, Indonesia mendapatkan program-program kerja sama ekonomi yang membawa kapasitas SDM Indonesia menjadi lebih ahli, terampil, dan sesuai dengan kebutuhan industri.

“Seluruh manfaat ini saling mendukung satu sama lain dan di sinilah esensi dari IK-CEPA. Bukan hanya soal ekspor barang dan jasa, tetapi juga bagaimana perjanjian ini mampu mendorong daya saing ekonomi serta meningkatkan kualitas SDM Indonesia,” jelas Zulhas, Minggu (1/1/2023).

Dengan demikian, Indonesia harus memanfaatkan perjanjian dagang ini secara maksimal untuk mendapatkan keuntungan secara penuh, terutama dalam peningkatan SDM.

Halaman Selanjutnya
Pengusaha Ragukan IK-CEPA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper