Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali melaksanakan program Tol Laut pada 2023 mulai hari ini, Kamis (5/1/2023). Terdapat 39 trayek yang akan dilayani sepanjang tahun ini.
Sebanyak 39 trayek Tol Laut itu terbagi menjadi 20 trayek penugasan kepada perusahaan pelat merah. Rinciannya, PT Pelni melayani 11 trayek, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) melayani lima trayek, dan PT Djakarta Lloyd (Persero) melayani empat trayek.
Selain kepada BUMN, pelayanan Tol Laut akan dilelang secara umum kepada operator pelayaran swasta. Pelelangan umum akan dilakukan kepada operator swasta untuk total 19 trayek lainnya.
"Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya program tol laut pada tahun 2022 kemarin, khususnya bagi seluruh stakeholder yang telah memanfaatkan kapal-kapal Tol Laut, semoga pelaksanaan Tol Laut pada tahun 2023 dapat berjalan lebih baik lagi," ujar Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Capt Hendri Ginting pada pelepasan perdana kapal Tol Laut di Pelabuhan Tanjung Perak, dikutip dari siaran pers, Kamis (5/1/2023).
Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Hubungan Antarlembaga Buyung Lalana mengatakan bahwa Tol Laut adalah salah satu upaya pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan untuk masyarakat di wilayah T3P dan menekan disparitas harga.
"Tol Laut memberi dampak positif besar salah satu contoh di daerah Papua yang merasakan perubahan," ujarnya.
Adapun hari ini program Tol Laut 2023 resmi dibuka dengan melepas pelayaran perdana dengan kapal milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni, yakni KM. Kendhaga Nusantara 7. Kapal tersebut akan membawa muatan sebanyak 57 twenty-foot equivalent per units atau TEUs dari Surabaya ke Nusa Tenggara Timur (NTT).
Muatan pada pelayaran perdana kapal Pelni itu sebagian besar berisi bahan pangan seperti, minyak, beras, gula, dan tepung terigu. Muatan akan dibawa menuju Larantuka, Lembata/Lewoleba dan Kalabahi.
Selama 2022, Pelni pun telah melayani produksi muatan Tol Laut di berbagai trayek dengan capaian 14.508 twenty-foot equivalent per units (TEUs). Produksi tersebut 115,86 persen di atas target tahun lalu yakni 12.521 TEUs.
Untuk tahun ini, BUMN pelayaran itu menargetkan produksi untuk program Tol Laut oleh perseroan bertambah mencapai 15.225 TEUs.
"Target tol laut di Tahun 2023 sebesar 15.225 TEUs atau naik sebesar 21,59 persen dari tahun 2022," jelas Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT Pelni Yossianis Marciano, Kamis (5/1/2023).
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Arif Toha mengatakan bahwa program yang dimulai sejak 2015 itu masih akan menjadi program strategis pemerintah.
Arif mengeklaim bahwa Tol Laut sudah banyak mengalami perkembangan sejak diluncurkan kurang lebih tujuh tahun lalu. Beberapa manfaatnya antara lain menurunkan harga barang pokok di beberapa wilayah di Indonesia, yang menyebabkan disparitas harga.
Ke depan, lanjutnya, lintasan atau trayek Tol Laut itu akan bisa dialihkan dari yang berlaku saat ini, jika beberapa daerah sudah mulai dilewati pelayaran komersial.
"Nantinya kalau ini kemudian ada lintasan komersial, [trayek program Tol Laut] ini akan dialihkan ke daerah yang membutuhkan," jelasnya saat Jumpa Pers 2022 dan Outlook 2023 di Kantor Kemenhub, Desember 2022 lalu.
Kemenhub Buka 39 Trayek Tol Laut di 2023, Dilayani BUMN dan Swasta
Sebanyak 39 trayek Tol Laut itu terbagi menjadi penugasan 20 trayek kepada perusahaan pelat merah, dan 19 dibuka untuk swasta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dany Saputra
Editor : Kahfi
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
11 jam yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
6 menit yang lalu
Ekonom: Harusnya Pengusaha Lebih Takut PPN 12% dibanding UMP 6,5%
1 jam yang lalu
Kemendag Pastikan Minyakita Tidak Kena PPN 12%, tapi 11%
2 jam yang lalu