Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Cluster Flat Product Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Melati Sarnita memproyeksikan konsumsi baja nasional akan mengalami pertumbuhan hingga 6 persen menjadi 17,3 juta ton pada tahun ini.
Melati menyebut, pada tahun lalu, IISIA memproyeksikan konsumsi baja nasional sebesar 16,3 juta ton. Berangkat dari data tersebut, konsumsi baja pada 2023 akan mengalami kenaikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kian pulih.
“Pada 2023 akan kembali mengalami pertumbuhan sebesar 6 persen atau menjadi 17,3 juta ton seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Melati saat dihubungi, Senin (9/1/2023).
Menurut Melati yang juga merupakan Direktur Komersial PT Krakatau Steel (Persero) Tbk ini, ada beberapa faktor yang berperan dalam naiknya angka konsumsi baja nasional.
“Berbagai faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi pertumbuhan konsumsi baja diantaranya berlanjutnya proyek-proyek strategis nasional dan swasta khususnya di sektor infrastruktur dan energi,” tambah Melati.
Selain itu, Melati melanjutkan, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), proyek kendaraan listrik serta adanya kebijakan dari pemerintah Indonesia mengenai program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) juga pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap baja impor, juga berdampak pada naiknya konsumsi baja dalam negeri.
Baca Juga
Bakal pembangunan IKN, seperti yang diberitakan Bisnis sebelumnya, IISIA memperkirakan pembangunan ibu kota baru ini akan menghabiskan baja sebesar 9,3 juta ton. Kebutuhan itu, menurut Ketua IISIA Silmy Karim secara keseluruhan akan dipasok oleh asosiasi.