Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) angkat bicara terkait sejumlah maskapai yang masih mengalami gangguan dan keterlambatan (delay) selama periode Ramadan hingga Lebaran lalu.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menuturkan, keterlambatan penerbangan selama periode Ramadan dan Lebaran 2023 masih berada dalam batas yang wajar. Menurutnya, tingkat ketepatan waktu maskapai selama periode mudik Lebaran tahun ini masih optimal.
“Dari catatan kami tingkat ketepatan waktu maskapai selama mudik Lebaran cenderung hampir sama seperti tahun lalu,” jelasnya saat dihubungi, Jumat (5/5/2023).
Adita melanjutkan, keterlambatan dan gangguan-gangguan pada sistem pesawat yang tidak sesuai dengan standar pelayanan akan menjadi catatan bagi maskapai penerbangan.
Dia menambahkan, Kemenhub juga telah mengatur parameter kinerja layanan maskapai dari berbagai aspek. Fungsi pengawasan tersebut dilakukan oleh Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soejatman mengatakan, masalah keterlambatan pesawat tidak mungkin dibuat hingga mencapai 0 persen.
Baca Juga
Dia mengatakan, delay pesawat masih dapat terjadi asalkan tidak termasuk dalam kategori yang berat, yakni di atas 3 jam. Selain itu, keterlambatan pesawat di atas 1 jam yang terjadi di Indonesia juga terbilang sedikit.
Menurut Gerry, kebanyakan dari delay yang terjadi di Indonesia diakibatkan oleh masalah teknis seiring dengan rantai pasok (supply chain) suku cadang pesawat yang masih terkendala. Gerry menuturkan, masalah ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di seluruh dunia,
“Meskipun membaik, tetapi tetap akan menjadi pekerjaan rumah industri baik di Indonesia maupun dunia hingga 1-2 tahun ke depan,” jelas Gerry.
Adapun, akibat dari masalah rantai pasok suku cadang pesawat ini berujung pada sejumlah gangguan seperti yang terjadi pada Super Air Jet dan Batik Air beberapa waktu lalu. Namun, dia menyebutkan maskapai lain, seperti Citilink dan Garuda Indonesia juga menghadapi masalah serupa, meskipun tidak menjadi viral.