Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal Mula China Kuasai Mineral Kritis Dunia, dari Lithium hingga Galium

China selama lebih dari satu dekade telah menjadi pemimpin dalam mineral kritis. Berikut daftar mineral kritis dan alasan China mendominasi.
Ilustrasi bendera China ditempatkan di sebelah Galium dan Germanium pada tabel periodik elemen./Reuters
Ilustrasi bendera China ditempatkan di sebelah Galium dan Germanium pada tabel periodik elemen./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - China selama lebih dari satu dekade telah menjadi pemimpin dalam mineral kritis yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik, panel surya, dan magnet turbin angin. Lantas, apa saja daftar mineral kritis dan mengapa China jadi negara yang dominan?

Mengutip pemberitaan Bloomberg yang dilansir Senin (14/8/2023) berbagai negara telah berupaya melindungi pasokan bahan yang mereka anggap penting bagi kemampuan industri dan militer mereka. 

Diketahui, terdapat sekitar 50 unsur logam dan mineral saat ini yang memenuhi kriteria tersebut di AS dan Uni Eropa. Sebagian besar dipilih karena peran mineral dalam membangun infrastruktur diperlukan untuk mengurangi emisi karbon. 

Bahan-bahan kritis sendiri meliputi sebagai berikut. 

  • Lithium, grafit, kobalt, nikel, dan mangan, sebagian besar digunakan dalam baterai EV

  • Silikon dan timah, digunakan untuk EV, smart grids, power meters, dan elektronik lainnya

  • Logam tanah jarang (LTJ), digunakan untuk magnet turbin angin, EV

  • Tembaga, digunakan untuk grids, pembangkit listrik tenaga angin, EV

  • Gallium dan germanium, digunakan untuk panel surya, EV, stasiun pangkalan nirkabel, radar pertahanan, sistem bidik senjata, laser

Keunggulan China sendiri dalam mineral kritis dimulai pada awal 1992, ketika mantan pemimpin Deng Xiaoping menyoroti potensi negaranya untuk memimpin dunia dalam mineral kritis. Dia mengatakan bahwa Timur Tengah memiliki minyak dan China memiliki logam tanah jarang. 

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, permintaan domestik untuk komoditas industri mulai jauh melampaui cadangan lokal. China kemudian merespons dengan investasi besar-besaran pada aset-aset pertambangan luar negeri. 

Secara bertahap, China kemudian mendominasi pemurnian dan pengolahan dari hampir semua komoditas industri dan sejumlah produk sampingan seperti telurium, galium, dan germanium. 

Saat ini China diketahui menjadi produsen utama dari 20 bahan baku penting, yang diukur berdasarkan pangsa produksi global yang ditambang atau diolah. 

Contohnya, menurut analisis Uni Eropa, dalam unsur logam tanah jarang yakni dysprosium (disprosium), China bertanggung jawab atas 84 persen pasokan yang ditambang dan 100 persen produksi yang diolah.

Walaupun China hanya menambang sedikit kuantitas kobalt dan nikel, sejauh ini China merupakan produsen terbesar dari bentuk-bentuk logam yang dimurnikan. 

Perusahaan-perusahaan China juga telah berinvestasi besar-besaran di tambang-tambang kobalt dan nikel, di negara-negara seperti Kongo dan Indonesia. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper