Rencananya, PLTS terapung itu bakal mengalirkan listrik sekitar 245 juta kWh setiap tahunnya. Adapun, tarif listrik yang dipatok dari pembangkit surya ini cukup kompetitif dengan harga US$5,8 sen per kilowatt hour (kWh).
“PLTS terapung ini baru menggunakan sekitar 25 persen kapasitas, artinya kita masih bisa tambah sampai 1 gigawatt,” kata dia.
PLTS Terapung Cirata akan dijalankan oleh Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi atau PMSE yang merupakan usaha patungan bentukan konsorsium cucu usaha PLN, PT PJB Investasi (PJBI) porsi saham 51 persen dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab, Masdar porsi saham 49 persen.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendorong adanya skema pembiayaan berkelanjutan sekaligus saling menguntungkan untuk mengakselerasi transisi energi di kawasan Asia Tenggara atau Asean.
Inisiatif itu disampaikan Jokowi di hadapan pemimpin-pemimpin negara anggota Asean serta delegasi lainnya saat membuka Asean Indo-Pacific Forum di Jakarta, Selasa (5/9/2023).
“Pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif, Asean membutuhkan US$29,4 triliun untuk transisi energi,” kata Jokowi.
Baca Juga
Proyeksi itu berasal dari riset International Renewable Energy Agency (IRENA) untuk jangka waktu sampai dengan 2050. Saat itu, negara-negara di kawasan Asia Tenggara diharapkan telah beralih 100 persen pada pembangkit listrik terbarukan.
Jokowi berharap masing-masing negara Asean dapat menginisiasi skema pembiayaan yang inovatif lewat kemitraan berkelanjutan dan saling menguntungkan untuk menjalankan program transisi tersebut.