Bank of England
BOE diperkirakan akan menghentikan kenaikan suku bunga yang telah berlangsung sejak Desember 2021, sehari setelah adanya tanda-tanda bahwa BoE telah berbelok arah dalam mengatasi masalah inflasi tinggi di Inggris.
Investor menumpuk ekspektasi bahwa BOE akan mempertahankan suku bunga bank pada level 5,25 persen, segera setelah data resmi menunjukkan penurunan mengejutkan dalam laju inflasi.
Goldman Sachs dan bank-bank lain mengesampingkan seruan mereka sebelumnya untuk satu kali lagi kenaikan suku bunga dan para investor memberikan peluang sekitar 50 persen terhadap jeda kenaikan suku bunga, naik dari hanya 20 persen pada hari Selasa.
Analis lain mengatakan bahwa mereka masih berpikir bahwa kenaikan suku bunga BOE yang terakhir adalah hasil yang paling mungkin terjadi setelah lonjakan harga minyak global baru-baru ini, namun mereka menekankan bahwa hal ini dapat terjadi di kedua arah.
"Kami tetap dengan seruan kami untuk kenaikan suku bunga, tetapi sekarang melihat ini sebuah peruntungan," kata ekonom JP Morgan Allan Monks seperti dilansir Reuters.
Baca Juga
Gubernur BOE Andrew Bailey dan pejabat lainnya di Komite Kebijakan Moneter telah menghadapi kritik keras setelah inflasi melampaui 11 persen pada Oktober tahun lalu.
Inflasi mencapai 6,7 persen di bulan Agustus. BOE memperkirakan inflasi akan turun menuju level 5 persen dalam beberapa bulan mendatang. Target inflasi 5 persen merupakan janji Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak kepada para pemilih menjelang pemilihan umum yang akan diadakan tahun depan.
Namun, angka ini masih lebih dari tiga kali lipat target BoE yang sebesar 2 persen. Inflasi ini juga menjadi yang tertinggi di antara negara-negara G7.
Bank Sentral Turki
Bank sentral Turki mempertimbangkan kenaikan suku bunga besar-besaran hingga 10 poin persentase untuk meningkatkan upaya melawan inflasi dan meningkatkan kredibilitas ekonomi di mata para investor asing.
Melansir Al-Monitor, sumber-sumber yang dekat dengan Komite Kebijakan Moneter (PPK) bank mengatakan bahwa kemungkinan kenaikan drastis pada pertemuan komite berasal dari kekhawatiran akan inflasi bulanan yang mencapai 9 persen pada Juli dan Agustus serta faktor-faktor lain yang menghambat usaha-usaha untuk mengendalikan harga.
Dengan kepemimpinan ekonomi yang baru sejak Juni, kenaikan besar seperti itu akan dilihat sebagai pembalikan dari kebijakan-kebijakan tidak lazim Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam beberapa tahun terakhir, yang sebagian besar disalahkan atas gejolak ekonomi Turki saat ini.
Bank sentral telah menaikkan suku bunga acuan 7-day repo rate sebesar 750 basis poin di bulan Agustus ke level 25 persen.