Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM Baru Thailand Janji Tarik Investasi Asing dan Dorong Perekonomian

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin berkomitmen melakukan perubahan bagi Thailand, terutama untuk menarik investasi asing dan perekonomian.
Siaran di layar yang menampilkan Perdana Menteri baru Thailand Srettha Thavisin saat perayaan peresmian jabatannya oleh pihak kerajaan, Rabu (23/8/2023) di Bangkok, Thailand. - Bloomberg/Andre Malerba
Siaran di layar yang menampilkan Perdana Menteri baru Thailand Srettha Thavisin saat perayaan peresmian jabatannya oleh pihak kerajaan, Rabu (23/8/2023) di Bangkok, Thailand. - Bloomberg/Andre Malerba

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) baru Thailand Srettha Thavisin mengatakan bahwa pemerintahannya berkomitmen untuk melakukan perubahan yang diperlukan, agar Thailand menjadi negara tujuan utama bagi investasi asing, terutama mengejar lebih banyak perjanjian perdagangan bebas (FTA). 

Mengutip Reuters, Jumat (29/9/2023) Srettha mengutarakan hal tersebut dalam pidatonya pada Jumat dalam sebuah forum, bahwa pemerintahannya akan meningkatkan infrastruktur, pengelolaan air, memperbarui bandara untuk menarik pariwisata, memperluas perjanjian perdagangan dan memudahkan perusahaan untuk merekrut lebih banyak pekerja asing di Thailand

Srettha sendiri juga menekankan bahwa kebijakan luar negeri akan netral dan tidak memihak antara Amerika Serikat (AS) dan China. Ia juga menambahkan bahwa Jepang memiliki kekuatan besar dan akan berkomitmen kepada negara tersebut, menimbang bahwa Jepang adalah investor terbesar negara tersebut

PM tersebut juga mengatakan bahwa ia kini sedang berusaha untuk menarik produsen kendaraan listrik ke Thailand, namun juga tidak akan mengabaikan produksi otomotif tradisional

Hal tersebut dipertimbangkan lantaran sebagai jaminan kepada perusahaan-perusahaan Jepang, yang menjadi penggerak utama industri otomotifnya

Kemudian, ia juga menekankan perlunya memperluas pasar untuk produk pertanian Thailand, dan mendukung petani yang sudah lama terbebani dengan utang

Namun Srettha sendiri menegaskan bahwa tidak akan ada kebijakan jaminan harga untuk hasil produksi mereka seperti yang dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya, kecuali jika situasi krisis terjadi

Srettha juga membuka pidato dengan mengatakan bahwa konstitusi negara perlu diamandemen, untuk mengatasi perpecahan politik dan disparitas ekonomi kronis

Sebagai catatan, Perdana Menteri Thailand tersebut berasal dari keluarga yang memiliki koneksi mendalam di kalangan elit bisnis. Srettha menempuh gelar ekonomi dan manajemen di AS dan meniti karirnya pertama kali di Procter & Gamble cabang Thailand

Srettha bersama dengan sepupunya kemudian mendirikan perusahaan, yang kemudian berkembang menjadi pengembang properti Sansiri pada periode 1990-an dan menjadi salah satu perusahaan properti terbesar di Thailand

Para analis dan orang-orang yang mengenal Srettha, seorang pemula di dalam dunia politik memiliki keuntungan dan kerugian. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper