Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan proyek ekspansi smelter tembaga PT Smelting yang saat ini mayoritas sahamnya dipegang PT Freeport Indonesia (PTFI).
Melalui ekspansi itu, kapasitas pengolahan konsentrat tembaga dari PT Smelting bakal bertambah menjadi 1,3 juta dry metric ton (dmt) setiap tahunnya.
“Hari ini, kita akan meresmikan PT Smelting dengan total kapasitas pemurnian mencapai 1,3 juta ton,” kata Menteri BUMN Erick Thohir saat seremoni di Gresik, Jawa Timur, disiarkan lewat Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (14/12/2023).
Dengan ekspansi ini katoda tembaga yang dihasilkan dari proses pengolahan tersebut akan meningkat dari 300.000 ton per tahun menjadi 350.000 ton per tahun.
Dengan nilai investasi sebesar US$250 juta atau setara dengan Rp3,7 triliun, PTFI sekaligus meningkatkan kepemilikan sahamnya terhadap PT Smelting dari 39,5% menjadi 65%. Sementara itu, PT Mitsubishi Material Corporation saat ini memegang 35% kepemilikan saham PT Smelting.
“Meskipun ada pihak yang tidak paham akan urgensi kebijakan hilirisasi, namun tindakan yang telah diambil oleh Pak Presiden Jokowi adalah langkah yang tepat,” kata Erick.
Baca Juga
Selain tengah menyelesaikan ekspansi PT Smelting, PTFI juga tengah menyelesaikan smelter keduanya di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Manyar, Gresik, yang telah rampung 83% per November 2023.
Smelter kedua milik PTFI yang akan rampung pada Desember 2023 ini akan memiliki kapasitas pengolahan hingga 1,7 juta dmt konsentrat tembaga, menghasilkan 550.000 ton katoda tembaga per tahun.
Dengan demikian, melalui pengoperasian dua smelter ini, PTFI akan mampu memurnikan hingga 3 juta dmt konsentrat tembaga per tahun dan memenuhi mandat IUPK terkait pembangunan smelter.