Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) subsektor perikanan tangkap mengalami penurunan terdalam mencapai 1,02% pada Desember 2023.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan, penurunan NTP subsektor perikanan tangkap terjadi lantaran indeks harga yang diterima nelayan (It) mengalami penurunan 0,61%, sementara indeks harga yang dibayar (Ib) nelayan naik 0,41%.
"Komoditas yang mempengaruhi penurunan indeks harga yang diterima nelayan subsektor perikanan tangkap yakni ikan tongkol, ikan kembung, udang laut, dan ikan selar," kata Amalia, Selasa (2/1/2024).
uSelain NTP, nilai tukar usaha petani (NTUP) subsektor perikanan tangkap juga anjlok pada Desember 2023. BPS mencatat penurunan NTUP subsektor perikanan tangkap mencapai 0,66% (month-to-month/mtm).
Dia menjelaskan, penurunan NTUP perikanan tangkap terjadi karena indeks harga yang diterima nelayan turun 0,61%, sedangkan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang dibayarkan nelayan mengalami kenaikan 0,05% (mtm).
Amalia menjelaskan, kenaikan BPPBM nelayan dipicu oleh kenaikan harga solar, upah penangkapan, es batu dan sewa kapal motor.
Baca Juga
"Secara kumulatif nilai tukar nelayan (NTN) pada 2023 sebesar 105,40 turun 0,99% dibandingkan rata-rata NTN pada 2022 sebesar 106,45," ujarnya.
Amalia menambahkan, rata-rata NTUP nelayan pada 2023 sebesar 106,62 lebih tinggi dibandingkan rata-rata NTN 105,4.
"Ini menandakan adanya tekanan daya tukar nelayan kita karena laju kenaikan harga komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan lebih besar dari laju kenaikan harga biaya produksi yang dikeluarkan," tuturnya.