Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi Indonesia bakal kalah lagi dalam gugatan yang dilayangkan oleh World Trade Organization (WTO) atau organisasi perdagangan dunia terhadap Indonesia.
Meskipun demikian, Jokowi mengaku tak gentar menghadapi gugatan tersebut. Alasannya adalah setelah melakukan banding, Indonesia memiliki waktu lebih untuk merampungkan industri yang tengah dibangun.
Walhasil, program hilirisasi nikel Indonesia yang ditentang banyak Negara itu, justru membuat keuntungan Indonesia makin berlipat.
"Progam [hilirisasi] ini ditentang, digugat ke WTO, dan maaf kita kalah bukan menang. Kalah kita. Saya juga yakin [banding] kita mungkin akan kalah lagi, tetapi tidak apa-apa, industrinya sudah jadi," katanya dalam pembukaan kongres ke-XII Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia, di Hotel Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (28/3/2024).
Lebih lanjut, dia optimistis bahwa saat itu industri turunan nikel sudah terbentuk. Seperti kendaraan baterai listrik, hingga mobil listrik.
"Karena memang membangun sebuah industri butuh waktu, gak tahu apakah ada banding kedua. kalau ada banding lagi. Pokoknya jangan mundur sampai industri selesai dibangun," imbuhnya.
Baca Juga
Apalagi, Jokowi mengatakan nilai ekspor produk nikel RI melompat berkali-kali lipat usai hilirisasi. Dia mencontohkan nilai ekspor nikel mentah hanya US$2,1 miliar atau setara Rp30 triliun. Namun, setelah diolah di dalam Negeri nilai industri nikel RI melonjak tajam menjadi US$30 miliar.
"Artinya hampir Rp500 triliun. Coba berapa kali lipat nilai tambah kita dapat, pajak kita dapat, PNBP yang kita dapat, bea ekspor yag didapat, royalti kita dapat untuk mendapatkan negara," pungkas Jokowi.