Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Bakal Titip ke Prabowo untuk Urus Tambak Mangkrak Era Soeharto

Presiden Jokowi akan merekomendasikan kepada presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto untuk membenahi tambak udang yang mangkrak selama puluhan tahun.
Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin (BINS) di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi Daya (BLUPPB) Karawang/YouTube Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin (BINS) di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi Daya (BLUPPB) Karawang/YouTube Kementerian Kelautan dan Perikanan

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan merekomendasikan kepada presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto untuk membenahi tambak udang yang mangkrak sejak era kepemimpinan Presiden Soeharto.

Orang nomor satu itu mengatakan bahwa di wilayah Pantura ada banyak tambak yang mangkrak yang perlu dimanfaatkan kembali. Hal ini dia sampaikan saat meresmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang berada di Kawasan Karawang, Jawa Barat, Rabu (8/5/2024).

“Mengenai tambak udang di Pantura yang telah lama kosong idle tidak ada kegiatannya di sana, ada 78.000 hektare sepanjang dari Serang sampai Banyuwangi, dari Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur ada 78.000 tambak yang idle,” tuturnya dalam forum tersebut.

Oleh sebab itu, dia mengaku peresmian modeling budidaya ikan nila salin tersebut dilakukan sebagai pilot project untuk melihat potensi fasilitas tersebut dalam memenuhi permintaan pasar.

“Saya setuju bahwa dibuat model dulu, ada modelingnya dulu. Kalau modelingnya sudah benar, yang diinfokan ke saya dari yang biasanya 1 hektare hanya 0,6 ton [ikan nila] per hektare, menjadi 80-an ton per hektare, dan ini nanti akan bisa mengangkut, membuka lapangan kerja yang sangat besar sekali,” ucapnya.

Apalagi, kata Jokowi, untuk memanfaatkan kembali banyaknya tambak yang mangkrak membutuhkan biaya yang cukup besar. Perkiraannya, Kepala Negara memerinci akan memakan biaya hingga Rp13 triliun.

Meski begitu, Presiden Ke-7 RI itu mengaku apabila memang program ini sangat menguntungkan dan memungkinkan untuk dilanjutkan, maka pemerintahan saat ini akan menyiapkan anggarannya dalam APBN 2025.

Jokowi pun berjanji akan membisikkan kepada pemerintahan terpilih untuk periode 2024—2029 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk merealisasikan mimpi ini.

“Kami lihat ini dulu dan kalau memang sangat feasible ini akan saya siapkan di APBN 2025-2026 dan saya akan bisikin kepada pemerintahan baru, oleh presiden terpilih agar mimpi besar ini betul-betul bisa direalisasikan,” pungkas Jokowi.

Adapun, saat ini modeling budidaya ikan nila salin yang dibangun sejak 2023 dengan lahan seluas 80 hektare itu memakan biaya investasi pembangunan fasilitas sarana prasarana modeling nila salin berbasis kawasan mencapai Rp76 miliar.

Untuk diketahui, modeling budidaya ikan nila salin merupakan terobosan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang dibangun sejak 2023 dengan lahan seluas 80 hektare.

Lahan tersebut awalnya merupakan tambak udang yang dibangun oleh Presiden Soeharto sejak 1984 silam dengan nama Proyek Pandu Tambak Inti Rakyat dan berhenti pada 1998.

Sejak program tidak berjalan lahan tambak udang tersebut terkontaminasi sehingga menjadi aset negara tanpa fungsi selama puluhan tahun.

Budidaya ikan nila salin yang dibangun dengan biaya mencapai Rp76 miliar itu kini dikelola oleh Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi Daya (BLUPPB). Berbagai perubahan terjadi, mulai dari infrastruktur jalan, perkantoran, penerangan hingga penataan kolam produksi.

Selain kolam produksi, terdapat fasilitas lain di antaranya instalasi pengelolaan air limbah (IPAL), inlet outlet, tandon, hingga laboratorium. Proses produksinya juga sudah mengedepankan teknologi terkini salah satunya penggunaan mesin pakan otomatis.

Adapun, biaya investasi pembangunan fasilitas sarana prasarana modeling nila salin berbasis kawasan mencapai Rp76 miliar. Produktivitas modeling diharapkan bisa mencapai sekitar 7.020 ton per siklus atau senilai Rp210,6 miliar dengan asumsi harga jual ikan nila salin Rp30 ribu per kg. Dari asumsi hitungan ekonomi dengan harga pokok produksi Rp24.500 per kg, modeling akan menghasilkan keuntungan sekitar Rp38,6 miliar.

Pembangunan modeling budidaya nila salin dilakukan di lahan seluas 80 hektare yang terbagi dalam empat kawasan tambak, yakni Tambak blok A, B, C dan D. Modeling klaster budidaya ikan nila salin tersebut diharapkan nantinya bisa menjadi percontohan budidaya ikan nila salin bagi pelaku usaha yang budidaya memanfatkan perairan umum seperti danau.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper