Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu Jerman: Perdagangan Global Kian Dipolitisasi, Diversifikasi Jadi Solusi

Menlu Jerman Johann Wadephul menekankan pentingnya diversifikasi ekonomi untuk mengatasi politisasi perdagangan global, dengan fokus pada perjanjian dagang UE-Indo-Pasifik.
Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul dalam diskusi Germanys Foreign Policy Outlook on the Indo-Pacific di Jakarta pada Rabu (20/8/2025). / Bisnis-Lorenzo Anugrah Mahardhika
Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul dalam diskusi Germanys Foreign Policy Outlook on the Indo-Pacific di Jakarta pada Rabu (20/8/2025). / Bisnis-Lorenzo Anugrah Mahardhika

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul menekankan pentingnya mendiversifikasi hubungan ekonomi di tengah fragmentasi yang kerap membuat perdagangan global dipolitisasi. 

Wadephul menjelaskan bahwa negara-negara Eropa dan negara-negara di Indo-Pasifik sama-sama menjadi pendukung kuat perdagangan bebas internasional yang adil. Meski demikian, dia menyebut perdagangan global seringkali dipolitisasi dan dijadikan senjata atau ancaman untuk negara lain. 

Dia menuturkan, hal tersebut pernah terjadi kepada Jerman pada 2022 lalu ketika Rusia berusaha menjadikan ketergantungan Jerman pada pasokan energi sebagai senjata geopolitik. 

"Karena itulah, bagi kami, sebagaimana juga bagi banyak negara lain, sangat penting untuk mengidentifikasi ketergantungan ekonomi yang kritis, meminimalkan risiko yang ada secara strategis, dan mendiversifikasi hubungan dagang kami," jelas Wadephul dalam diskusi Germany's Foreign Policy Outlook on the Indo-Pacific di Jakarta pada Rabu (20/8/2025).

Seiring dengan hal tersebut, Jerman pun berkomitmen untuk semakin memperdalam kemitraan ekonomi, baik dengan Indonesia maupun negara-negara lainnya.

Dia menyebut, Jerman sebagai bagian dari Uni Eropa tengah merundingkan beragam perjanjian perdagangan bebas, yang sebagian besar di antaranya dengan negara-negara di Indo-Pasifik.

Wadephul menuturkan, kesepakatan politik yang baru saja tercapai untuk menuntaskan perjanjian dagang Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) merupakan tonggak penting diversifikasi kerja sama ekonomi.

Dia mengatakan, hal tersebut akan mempercepat tercapainya konsensus atas beberapa poin perjanjian yang tersisa.

"Kami sepenuhnya mendukung rencana Komisi untuk menandatangani perjanjian penting ini paling cepat pada awal bulan depan," katanya.

Wadephul menuturkan, perjanjian perdagangan yang adil, ambisius, dan berkelanjutan dapat menciptakan peluang bisnis yang sangat dibutuhkan bagi kedua pihak serta mendiversifikasi rantai pasok kita, mulai dari energi terbarukan hingga inovasi digital.

"Kita juga akan menunjukkan komitmen penuh terhadap perdagangan yang adil dan berbasis aturan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Bersama-sama, UE dan Asean mewakili dua blok perdagangan terbesar di dunia," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro