Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

World Bank Dorong Negara Berkembang Tambah Anggaran Belanja untuk Ketahanan Air

Bank Dunia mendorong agar pemerintah negara berkembang meningkatkan alokasi anggaran belanja untuk ketahanan air.
Air bersih. /jibi
Air bersih. /jibi

Bisnis.com, BADUNG - Bank Dunia mendorong agar pemerintah negara berkembang meningkatkan alokasi anggaran belanja untuk ketahanan air.

Direktur Global untuk Aksi Air Bank Dunia Saroj Kumar menyebut, rata-rata anggaran belanja untuk air di negara-negara berkembang kurang dari 2% setiap tahunnya. Namun, menurutnya Indonesia telah menunjukkan angka belanja untuk infrastruktur air dan sanitas lebih tinggi yakni mencapai 3,4% dari APBN.

"Menurut saya pemerintah perlu memprioritaskan pengeluaran untuk air, bukan pengeluaran untuk sumur," ujar Kumar di World Water Forum ke-10 di Bali International Convention Centre, Selasa (21/5/2024).

Kendati begitu, Kumar mengusulkan agar pengguna anggaran belanja untuk air oleh pemerintah seharusnya difokuskan untuk proyek yang mendatangkan lebih banyak investasi.

Lebih lanjut, Kumar mengatakan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah, Bank Dunia kini menjadikan persoalan air menjadi sebuah visi. Kumar mengakui bahwa keterbatasan dana menjadi persoalan bagi negara-negara berkembang dalam mengatasi persoalan air.

Kumar pun berujar, atas usulan Indonesia terkait dengan Pendanaan Air Global, pihaknya mulai membuka jaminan pembiayaan di sektor air. Bank Dunia memastikan bakal mendukung sepenuhnya agenda ketahanan air bagi negara-negara tersebut yang membutuhkan sokongan dana.

"Kami siap melayani anda di sini mewakili negara-negara berkembang," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa mengandalkan dana pemerintah lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saja tidak cukup untuk membangun ketahanan air.

Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah dengan sektor swasta (private sector) dianggap menjadi kunci untuk mencapai ketahanan air. Namun, Sri Mulyani menekankan pada kolabaroasi yang transparan antar keduanya. Kebijakan yang tepat, menurutnya, menjadi kunci untuk menarik lebih banyak investasi di sektor air dan sanitasi.

"Jadi kebutuhan pendanaan tidak hanya bergantung pada publik, kami ingin mendorong semua pemangku kepentingan untuk bekerja sama mengatasi masalah ini yang sangat penting," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper